
KONFRONTASI- Kemerosotan politik dan ekonomi yang melanda Indonesia membuat Presiden Joko Widodo makin tak kompeten dan tidak bijaksana, malah tuding ada penunggangan aktor politik segala dalam demo 4 Nov. Jokowi mustinya memihak kepentingan ummat Islam yang tersinggung, dan Jokowi harus bertarung melawan KKN, kekuatan bercokol yang korup dan jangan bertarung melawan ummat Islam. Jokowi mustinya meminta Kapolri melawan koruptor, bukan malah melindungi Ahok dengan sandiwara proses hukum di kepolisian yang transparan. Jokowi harusnya mendesak Ahok agar diadilii di pengadilan agar jelas salah atau tidaknya, biarlah proses hukum yang memutuskan. Sejauh ini bahasa tubuh dan bahasa ucapan Jokowi terkesan membela dan memihak Ahok, tanpa disadarai oleh Jokowi. Bahkan Jokowi membiarkan Kapolri tangkap aktivis HMI, hal itu dilihat ummat Islam sebagai bukti Jokowi mau memecah belah ummat Islam. Demikian pandangan para intelektual dan aktivis pergerakan mahasiswa yang bertebaran di media sosial dan media online. ''Jokowi jangan bertarung melawan ummat Islam, namun bertarung melawan kepentingan bercokol , kelompok KKN dan koruptor, bertarung melawan oligarki yang korup, bukan malah memberi sinyal melawan aspirasi ummat Islam. Jokowi mungkin tak menyadari hal itu dengan pidatonya sesudah demo Jumat malam 4 nov.lalu,'' kata aktivis LSM Muhamad Muntasir dan Alfan Alfian, dosen Universitas Nasional secara ter[isah.
''Jokowi harus bijaksana, mendinginkan suasana, jangan malah menangkapin aktivis HMI, hal itu akan dilihat masyarakat bahwa Jokowi membelah, memecah ummat Islam dan mencari kambing hitam kasus demo 4 Nov. Kita ingin Jokowi bijak dan hati-hati,'' kata Herdi Sahrasad, dosen Universitas Paramadina.
Pengamat politik Salim Said pernah mengatakan, kemerosotan politik dan ekonomi yang melanda Indonesia membuat Presiden Joko Widodo harus segera mengambil langkah tegas untuk memperbaiki keadaan.
Menurut Salim, Jokowi harus mampu mengontrol pemerintahannya dengan baik tanpa perlu khawatir akan dimakzulkan oleh kekuatan politik di parlemen.
"Sudah tiba waktunya Jokowi mengatasi kemerosotan dengan menjadi dirinya sendiri," kata Salim dalam diskusi bertajuk "Evaluasi Kinerja Presiden Jokowi" di Jakarta, Kamis (9/7/2015).
Ia menyebut Jokowi dengan fenomena new kid on the block ketika mencalonkan diri sebagai calon presiden dalam Pemilu Presiden 2014 lalu. Sejak awal, Jokowi dianggap tidak memiliki latar belakangpolitik yang matang di kancah nasional.
Selain itu, berbeda dengan para presiden pendahulunya, Jokowi juga tidak memiliki latar belakang keluarga ningrat atau petinggi negeri ini.
Kondisinya semakin parah ketika mantan Gubernur DKI Jakarta ini terpilih sebagai presiden. Jokowi, yang tidak menguasai parpol tertentu, memiliki kecenderungan mengalah kepada para pembesar parpol pendukungnya. Alhasil, sebagian besar pembantu Jokowi bukan merupakan orang pilihannya sendiri.
"Jokowi harus berani, berani, berani. Tanpa keberanian, Jokowi tidak mungkin melakukan perubahan kabinet untuk mendapatkan menteri yang sesuai keinginannya," ujarnya.