
KONFRONTASI-Mantan ketua PP Muhammadiyah, Prof Ahmad Syafii Maarif meminta agar pengunjuk rasa 4 November menjalankan hak konstitusinya dengan benar, serta mematuhi kewajibannya selaku anak bangsa.
“Karena tak seorang pun di antara kita yang tega menyaksikan bangsa dan negara ini menjadi rapuh, maka demo wajib dilakukan dengan tertib dan damai,” ujar Buya Syafii dalam pesan singkatnya.
Mengomentari apa yang terjadi pada Basuki Tjahaja Purnama (Ahok), Buya mengatakan, Ahok kurang bisa menjaga lidah atau slip of the tongue.
Namun pada dasarnya, Ahok tidak punya niat jahat. Karena itu, menurut Buya, semestinya, sebelum menjatuhkan fatwa, Majelis Ulama Indonesia (MUI) memanggil Ahok terlebih dahulu dan dengar keterangannya.
“Lebih baik dilakukan dengan dialog dulu. Dalam pandangan saya, Ahok tidak punya niat jahat,” ucap Buya.
Ditanyai apakah ada campur-tangan pihak lain dalam aksi tersebut, Buya menjawab singkat, “Bisa diterka sendiri,”
Fenomena keberadaan Ahok ini, ditambahkan Buya, adalah gejala kegagalan parpol Islam dalam melahirkan pemimpin, tapi tidak mau mengakui kegagalan ini.
“Saya tidak membela siapa-siapa, tetapi yang terjadi memang karena parpol gagal melahirkan pemimpin yang baik,” ujarnya.
Melanjutkan pernyataannya, Buya meminta seluruh anak bangsa terutama pemeluk agama Islam, untuk segera melanjutkan.
“Hanya gara-gara seorang Ahok, energi bangsa terkuras habis. Kita sebagai bangsa harus bisa berpikir jernih. Bahwa ada kepentingan, itu pasti. Karena itu jangan mengedepankan emosi. Mari kita berpikir kritis,” tegas Buya.[mr/bst]