
KONFRONTASI-Jika terus tidak mengindahkan aksi massa umat Islam yang menuntut proses hukum Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok dalam kasus penistaan agama, Jokowi bisa saja digoyang dari kursi Presiden RI.
Jika tidak mengindahkan aksi massa umat Islam yang menuntut proses hukum Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) dalam kasus penistaan agama, Joko Widodo bisa saja digoyang dari kursi Presiden RI.
Penegasan itu disampaikan pengamat politik Muslim Arbi seperti dilansir Intelijen (24/10) “Jokowi harus mendengar dan melaksanakan aspirasi umat Islam untuk tidak intervensi kasus penistaan agama oleh Ahok. Aspirasi umat Islam, Ahok harus masuk penjara,” ungkap Muslim Arbi.
Menurut Muslim, Presiden Jokowi bisa saja jatuh dari kekuasaan jika masih terus membela Ahok dalam kasus penistaan agama. “Umat Islam dan kelompok antiAhok bisa menduduki Istana. Dan konsolidasi mereka sudah solid. Ini yang harus dipikirkan Jokowi dan Istana,” ungkap Muslim.
Muslim mengingatkan, kasus penistaan agama oleh Ahok telah mendapat perhatian seluruh umat Islam Indonesia, bahkan dunia. “Seluruh umat Islam di berbagai wilayah Indonesia berdemo kasus penistaan Ahok. Mereka pun sudah siap ke Jakarta. Jokowi tidak bisa diam saja,” papar Muslim.
Tak hanya itu, Muslim mengingatkan, Jokowi bisa jatuh bersama dengan Ahok jika masih melindungi orang nomor satu di Jakarta. “Jokowi jangan merasa hebat dengan para relawan, media, kekuatan yang digalang umat Islam dan anti-Ahok kekuatan luar biasa yang bisa menduduki Istana,” pungkas Muslim.
Jum’at, 4 November 2016, merupakan batas akhir waktu tiga pekan bagi penuntasan kasus Ahok atas penistaan Al-Quran seperti diultimatum Imam Besar Front Pembela Islam (FPI) Habieb Rizieq Shihab pada “Aksi Bela Islam”, Jumat 14 Oktober 2016.
Terkait hal itu, Jumat, 4 November 2016, akan digelar “Aksi Bela Islam jilid II”. Aksi besar-besaran ini akan digelar mulai dari Masjid Istiqlal dilanjutkan di depan Istana Presiden.