
KONFRONTASI- Menko Maritim dan Sumber Daya Rizal Ramli, pekan lalu kembali angkat bicara soal proyek 35.000 MW yang saat ini realisasinya belum memuaskan. Rizal mengatakan, dirinya sudah pernah meminta proyek 35.000 MW ini dievaluasi saat baru diangkat menjadi Menteri pada Agustus 2015 lalu.
Sembilan bulan lalu, Rizal menyebut proyek 35.000 MW kurang realistis. Kritiknya ketika itu mendapat reaksi keras dari sesama anggota kabinet. Menurutnya, ada sesama menteri yang bersikap 'Asal Bos Senang' alias ABS, menjual mimpi kepada presiden.
Berdasarkan perhitungannya, peningkatan konsumsi listrik hingga 2019 tak sampai 35.000 MW, dia memperkirakan hanya sekitar 17.000 MW. Maka sebaiknya proyek 35.000 MW direvisi saja dengan target yang 'tidak jual mimpi' alias realistis.
Saat dimintai tanggapan soal kritik yang kembali dilontarkan Rizal Ramli itu, Sudirman langsung tertawa terkekeh-kekeh, kemudian bergegas pergi tanpa mau menjawab kritik tersebut.
"Hehehe, nanti deh ya, saya lagi ditunggu," kata Sudirman saat ditemui di Kementerian ESDM, Jakarta, Senin (6/6/2016).
Sebelumnya, Rizal Ramli mengungkapkan, proyek 35.000 MW berpotensi merugikan PLN kalau terus dipaksakan. Sebab, kebutuhan listrik 5 tahun mendatang tak sampai 35.000 MW, tentu akan terjadi kelebihan pasokan listrik.
Independent Power Producer (IPP) yang menjual listrik ke PLN sudah pasti tak mau rugi, PLN tetap harus membayar meski listrik banyak tak terpakai. Hitungan Rizal, PLN bisa rugi US$ 10,7 miliar per tahun.
Bila PLN sampai rugi sebesar itu, bukan hanya PLN saja yang bangkrut, negara juga bisa goyang.
"Kita juga nggak mau PLN bangkrut lagi. Dulu 15 tahun lalu PLN bangkrut saya yang selamatin. Bond PLN besar sekali, nanti kena ke perusahaan-perusahaan lain kalau bangkrut. Keuangan PLN harus sehat," Rizal menerangkan.
"Presiden Jokowi sudah paham ini. Saya pasang badan buat Pak Jokowi supaya PLN nggak bangkrut. Cuma masih ada pejabat ABS yang bilang ini bisa, itu bisa. Jangan menawarkan mimpi yang solusinya juga nggak ada, terus bisanya cuma nyalahin PLN," tutupnya. (dtk)