KONFRONTASI- Kasus Setya Novanto dan Freeport, makin ramai. Beredar di grup wartawan parlemen soal percakapan Ketua DPR Setya Novanto terkait perpanjangan kontrak PT Freeport. Selasa (17/11/2015).
Namun belum diketahui, apakah transkrip pembicaraan tersebut merupakan dokumen yang diberikan Menteri Sudirman Said ke Mahkamah Kehormatan Dewan (MKD).
Berikat transkrip pembicaraan Novanto dengan Freeport,
Sn merujuk Setya Novanto.
Ms merujuk petinggi freeport
R merujuk seorang yang diduga pengusaha
Sn: Waktu pak Luhut di Solo...Pal Luhut lagi
disibukkan habis Jumat itu. Kalau bisa tuntas, minggu depan sudah bisa diharapkan. Itu yang sekarang sudah bekerja.
Ms: Coba ditinjau lagi fisibilitiesnya pak. Kalau
ngga salah Freeport itu off taker.
R: Saran saya jangan off taker dulu, kalau off
taker itu akan.....
Ms: Keterkaitan off taker itu darimana
pak?
R:..... (suara tidak jelas)
Ms: Bapak juga nanti baru bisa bangun setelah
kita kasih purchasing garanty lho pak. Purchasing garanty-nya dari
kita lho pak.
R: PLTA-nya
Ms: Artinya patungan? Artinya investasi patungan
49-51 persen. Investasi patungan off taker kita juga? double dong
pak? modalnya dari kita, off takernya dari kita
juga.
R: Kalau off taker itu.....
Oke deh Kalau Freeport ngga usah
ikut
Ms: Ini yang Pak R pernah sampaikan ke
Dharmawangsa itu?
R:....(tidak jelas)
Ms: Oh kalau komitmen, Freeport selalu komitmen.
Untuk smelter desember kita akan taruh 700 ribu dollar. Tanpakepastian lho pak. Karena kalau kita ngga tahu, kita ngga komit. Sorry 700 juta dollar.
Sn: Presiden Jokowi itu dia sudah setuju di sana
di Gresik tapi pada pada ujung-ujungnya di Papua. Waktu saya ngadep itu, saya langsung tahu ceritanya ini waktu rapat itu terjadi sama Darmo...Presiden itu ada yang mohon maaf ya, ada yang dipikirkan ke depan, ada tiga....(kurang jelas)
Tapi kalau itu pengalaman-pengalaman kita, pengalaman-pengalaman presiden itu, rata-rata 99 persen gol semua.
Ada keputusan-keputusan lain yang digarap, bermain kita Makanya itu, Reza tahu Darmo, dimainkan habis-habisan, selain belok
Ms: delobies...
Repot kalau meleset komitmen...30 persen. 9,36
yang pegang BUMN
Sn: Kalau ngga salah, Pak Luhut itu bicara dengan Jimbok. Pak Luhut itu sudah ada yang mau diomong.
R: Gua udah ngomong dengan Pak Luhut, ambilah 11,
kasihlah Pak JK 9, harus adil kalau ngga ribut
Sn: Jadi kalau pembicaraan Pak Luhut dan Jim di Santiago, 4 tahun yang lampau itu, dari 30 persen itu 10 persen dibayar pakai deviden. Ini menjadi perdebatan sehingga mengganggu konstalasi. Ini begitu masalah cawe-cawe itu presiden ngga suka, Pak Luhut dikerjain kan begitu kan...Nah sekarang kita tahu kondisinya...Saya yakin juga karena presiden kasih kode begitu berkali-kali segala urusan yang kita titipkan ke presiden selalu kita bertiga, saya, pak Luhut, dan Presiden setuju sudah.
Saya ketemu presiden cocok. Artinya dilindungi keberhasilan semua ya. Tapi belum tentu kita dikuasai menteri-menteri Pak yang begini-begini.
R: Freeport jalan, bapak itu happy, kita ikut happy. Kumpul-kumpul/kita golf, kita beli private jet yang bagus
dan representatif
Ms: Tapi saya yakin Pak Freeport pasti jalan.
Sn: Jadi kita harus banyak akal. Kita harus jeli, kuncinya ada pada Pak Luhut dan saya.
Ms: Terima kasih waktunya pak
R: Jadi follow up gimana? Nanti saya bicara Pak Luhut jadi kapan. Terus Oke lalu kita ketemu. Iya kan?
Sn: Kalau mau cari Pak Luhut harus cepet, kasih tanggung jawab enggak. Gimana sukses, kita cari akal.
Menteri ESDM Sudirman Said mengatakan politisi yang mencatut nama Presiden Jokowi dan Wakil Presiden Jusuf Kalla meminta saham sembilan persen ke Freeport.
"Saham yang diminta sembilan persen. Mereka mengatakan akan diserahkan pada Presiden dan sembilan persen pada Wapres," kata Sudirman di Gedung DPR, Jakarta, Senin (16/11/2015).
Sudirman mengungkapkan Jokowi dan Jusuf Kalla marah mendengar hal itu. "Identitas sudah saya serahkan kepada MKD, nanti kita tunggu MKD bekerja," ujarnya. (IL/kcm)