Quantcast
Channel: PT Pelabuhan Indonesia Pelindo
Viewing all articles
Browse latest Browse all 1533

Para Menteri yang Tak Laksanakan Revolusi Mental Harus Dibersihkan Presiden

$
0
0

KONFRONTASI- Menteri-menteri di Kabinet Kerja pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla (Jokowi-JK) belum memiliki chemistry satu sama lain. Sebab itu, wajar jika antar menteri satu dengan yang lain saling mencurigai.

"Di dalam kabinet belum ada chemistry antar menteri, terjadilah silang pendapat. Antara kementerian itu saling curiga karena belum ada chemistry," ungkap pengamat sosial Universitas Paramadina Herdi Sahrazad dalam diskusi Forum Senator untuk Rakyat (FSuR) bertema 'Antara Gaduh Putih dan Gaduh Hitam di Kabinet Kerja' di resto Dua Nyonya, Cikini, Jakarta, Minggu (8/11).

Tak hanya itu, dengan lantang mantan wartawan tersebut menyentil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Sudirman Said dengan julukan mental preman. Sebab, dalam beberapa rapat kabinet, Sudirman tidak menampakkan batang hidungnya.

"Sudirman Said mentang-mentang dekat sama Jusuf Kalla tidak mau datang rapat di kantor Menko Maritim dan Sumber Daya. Mentalnya mengesankan preman, mentang-mentang ada centeng, beking. Kongkalikong menteri yang tidak sejalan dengan Nawacita dan Trisakti itu harusnya disapu besih Jokowi, dia kan pak lurahnya," sindir Herdi.

"Kabinet jangan pernah salah gunakan kearifan rakyat. Agenda Revolusi Mental itu harus dibudayakan dalam kabinet, dan yang bisa lantang mempraktikkan  revolusi mental di mata publik, hanya Rizal Ramli karena berorientasi  pada kepentingan rakyat," lanjutnya.

Herdi menyayangkan apabila sikap para pembantu Presiden tidak menunjukkan kekompakannya di dalam kabinet.

"(Menteri gaduh hitam) kalau kebijakan publik di buka kebakaran jenggot. Semakin mereka menghantam kasihan itu Jokowi makin kelihatan ketidaksolidannya," ungkapnya

Menko Maritim dan Sumber Daya Rizal Ramli dinilai sebagai sosok menteri dalam Kabinet Kerja yang benar-benar ingin membenahi Indonesia dari keterpurukan.

"Rizal Ramli ingin mewujudkan Nawacita dan amanah nasional, berdasarkan batas-batas kemampuan yang ada. Saya saksi hidup bang Rizal Ramli itu bantu Garuda yang hampir bangkrut. Orang-orang susah itu (petani dan masyarakat bawah) saudara saya mau dibantu oleh Rizal Ramli," ungkap pengamat sosial Universitas Paramadina Herdi Sahrazad dalam diskusi Forum Senator untuk Rakyat (FSuR) bertema 'Antara Gaduh Putih dan Gaduh Hitam di Kabinet Kerja' di resto Dua Nyonya, Cikini, Jakarta, Minggu (8/11).

Pasalnya, anak didik Cak Nur itu menilai petani yang bisa dikatakan bagian dari pahlawan negara tidak merasakan kesejahteraan sepantasnya.

"Petani mirisnya tidak pernah dibantu. Saya akan membela dia (Rizal Ramli) pada relnya. Yang bisa membangun perubahan adalah harapan," kata Herdi.

"Rizal Ramli itu berbicara kebenaran, kebijakan publik itu berpihak memang untuk publik bukan untuk pebisnis. Kegaduhan putih Rizal Ramli itu kan membuka kebijakan publik dan itu memang harus dibuka ke publik, jadi tidak ada salahnya. Nah yang baru berani kan baru menko maritim, Jokowi harusnya bersyukur dalam reshuffle kemarin," jelasnya.

Tak hanya itu, Herdi juga menilai masih ada oknum pejabat mempraktikkan bisnis yang menguntungkan pihak tertentu di bawah penderitaan masyarakat.

"Para pejabat itu jangan bisnis, jangan main proyek. Sejak era pak Soeharto sampai sekarang negara mengingkari konstitusinya sendiri dalam mewujudkan keadilan sosial. Rizal Ramli mengingatkan kabinet agar selalu amanah," demikian Herdi.

Dalam gambar, Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Sumber Daya, Dr. Rizal Ramli (berkemeja putih) berziarah ke makam Presiden Keempat RI Abdurrahman Wahid (Gus Dur) di Komplek Pesantren Tebuireng, Jombang, Jawa Timur, Minggu (8/11). Selain berdok di makam Gus Dur, RR juga berziarah di makam ayahanda Gus Dur, Wahid Hasyim dan kakeknya Hasyim Asy'ari.Ke Jawa Timur, RR memberikan kuliah umum di acara wisuda sarjana dan magister Universitas Wahid Hasyim (Unwahas) Semarang.. [wah]

 
 
 
Category: 

Viewing all articles
Browse latest Browse all 1533

Trending Articles