Quantcast
Channel: PT Pelabuhan Indonesia Pelindo
Viewing all articles
Browse latest Browse all 1533

Satu Tahun Pemerintahan Jokowi-JK: Nasib Nawacita Dihimpit Asap

$
0
0

KONFRONTASI-Pemerintahan Widodo dan Jusuf Kalla (JKW-JK) genap satu tahun.  Ada dua (2) bidang kinerja yang sangat memuaskan dan memuaskan publik. Dua bidang tersebut adalah kesehatan dan pendidikan. Tingkat kepuasan publik terhadap dua kinerja tersebut di atas 50 persen. Sedangkan bidang lainnya di bawah 50 hingga 30 persen.

“Kinerja di bidang pendidikan dan kesehatan dapat menjadi kado ulang tahun kecil untuk satu  tahun pemerintahan JKW-JK yang genap satu tahun,” buka Peneliti Senior Founding Fathers House (FFH) Dian Permata dalam diskusi dan paparan hasil penelitian: Evaluasi Satu Tahun Pemerintahan JKW-JK: Nasib Nawacita Gelap Dihimpit Asap?, di Jakarta, kemarin (27/10/2015).

Dijelaskan alumnus University Sains Malaysia (USM) itu, tingginya tingkat kepuasan publik terhadap  kinerja pemerintah terhadap dua bidang tersebut dilatarbelakangi pemilihan program yang terbilang tepat. Seperti pada bidang pendidikan ada program Kartu Indonesia Pintar (KIP) dengan turunan program lainnya seperti Kartu Jakarta Pintar (KJP), atau pemberiaan beasiswa. Sedangkan di program kesehatan seperti Kartu Indonesia Sehat (KIS) dan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS).

Selain itu, tambah Dian, publik atau rakyat dapat secara langsung merasakan manfaatnya melalui program-program tersebut. Sama halnya, ketika program Bantuan Langsung Tunai (BLT) diluncurkan pada pemerintahan yang lalu. Dimana pada masa pemerintahan lalu berkuasa, program BLT juga disenangi publik.

Karena itu, 4.8 persen responden menyatakan sangat puas dalam bidang pendidikan, 51.8 persen puas, 20.5 persen tidak puas, 0.8 persen sangat tidak puas, dan 22.3 persen tidak tahu atau tidak menjawab. Di bidang kesehatan, 6.5 persen responden menyatakan sangat puas, 46.5 persen puas, 23 persen tidak puas, 3 persen sangat tidak puas, dan 21 persen tidak tahu atau tidak menjawab.

Beda halnya, dengan program yang dikeluarkan pemerintahan JKW-JK untuk bidang pertanian dan infrastruktur. Ambil contoh program pembangunan waduk. Program ini sejatinya sangat menunjang profesi petani. Tapi, karena proses pembangunan yang memakan waktu lama maka daya manfaat yang diterima juga tidak langsung. “Program pembangunan waduk pasti bermanfaat bagi petani. Tapi tidak bisa langsung dirasakan manfaatkan. Harus menunggu beberapa tahun kemudian jika pembangunan waduk itu selesai”.

Ada program di bidang pertanian yang cukup memiliki daya manfaat besar bagi petani. Yakni pengadaan pupuk murah atau gratis dan pemberiaan atau pengadaan alat produksi tani murah atau gratis seperti traktor. Sayangnya, program seperti ini tidak dilaksanakan maksimal oleh pemerintah. Disejumlah titik ditemukan pupuk menghilang dari peradaran atau jikapun tersedia harganya sangat mahal.

Ditambahkan, kebijakan impor yang dipilih pemerintah dalam memenuhi kebutuhan pasokan dalam negeri makin menyudutkan petani. Apalagi, tidak adanya exit strategy yang dilakukan pemerintah dalam mengatasi El Nino—musim kemarau atau kering, yang membuat petani mengalami gagal panen atau puso disejumlah daerah.

Maka tidak heran, sambung Dian, kinerja pemerintah di bidang pertanian mengkhawatirkan. 1.5 persen responden menyatakan sangat puas, 32.3 persen puas, 34.8 persen tidak puas, 3.8 persen sangat tidak puas, dan 27.8 persen tidak tahu atau tidak menjawab. Di bidang hukum, 2 persen menyatakan sangat puas, 32persen puas, 35 persen tidak puas, 3 persen sangat tidak puas, dan 28 persen tidak tahu atau tidak menjawab.

Di bidang politik, 2 persen responden menyatakan sangat puas, 26.8 persen puas, 33.8 persen tidak puas, 3.3 persen sangat tidak puas, dan 34.3 persen tidak tahu atau tidak menjawab. Di bidang ekonomi, 2.5 persen responden menyatakan sangat puas, 27.8 persen puas, 43.5 persen tidak puas, 9 persen sangat tidak puas, dan 17.3 persen tidak tahu atau tidak menjawab. Di bidang keamanan, 3.5 persen responden menyatakan sangat puas, 44.8 persen  puas, 22.8 persen tidak puas, 2 persen sangat tidak puas, dan 27 persen tidak tahu atau tidak menjawab.

Di bidang keamanan, 3.5 persen responden menyatakan sangat puas, 44.8 persen puas, 22.8 persen tidak puas, 2 persen sangat tidak puas, dan 27 persen tidak tahu atau tidak menjawab. Di bidang infrastruktur, 7.3 persen responden menyatakan sangat puas, 42.5 persen puas, 21.3 persen tidak puas, 0.8 persen sangat tidak puas, 28.3 persen tidak tahu atau tidak menjawab.

Di bidang luar negeri, 1.8 persen responden menyatakan sangat puas, 26.5 persen puas, 18.5 persen tidak puas, 0.8 persen sangat tidak puas, dan 52.5 persen tidak tahu atau tidak menjawab. Di bidang olah raga dan kepemudaan, 1.3 persen responden menyatakan puas, 31.5 persen puas, 22 persen tidak puas, 2.8 persen sangat tidak puas, dan 42.5 persen tidak tahu atau tidak menjawab. Di bidang pelayanan publik, 2.8 persen responden menyatakan sangat puas, 40.5 persen puas, 19.5 persen tidak puas, 1.5 persen sangat tidak puas, dan 35.8 persen tidak tahu atau tidak menjawab.

Asap Hutan vs Asap Dapur

Dalam sigi kali ini juga diketahui, ada lima masalah mendesak yang harus segera ditangani pemerintahan JKW-JK. 82.60 persen responden menyatakan sangat mendesak dan mendesak agar pemerintah segera menangani masalah pemberantasan korupsi, 79.80 persen sangat mendesak dan mendesak masalah pengangguran dan penciptaan lapangan pekerjaan, 78.10 persen sangat mendesak dan mendesak masalah kemiskinan, 70.30 persen sangat mendesak dan mendesak masalah pemberantasan narkoba, dan 56 persen sangat mendesak dan mendesak masalah asap dan kebakaran hutan.

Menurut Dian, lima dari tiga masalah sangat mendesak dan mendesak tersebut sangat berkaitan dengan bidang ekonomi yakni pemberantasan korupsi, masalah pengangguran dan penciptaan lapangan pekerjaan, dan masalah pengentasan kemiskinan. “Namun, ada dua bidang yang sangat beririsan dengan asap. Penanganan efek dari asap dan kebakaran hutan dan ada penanganan efek dari penanganan asap dapur. Yang satu harus segera dipadamkan dan yang satunya lagi justeru sebaliknya, bagaimana tetap ngebul”.

Survei dilaksanakan 10 September hingga 21 Oktober 2015 di 34 provinsi. Jumlah responden 1.090 orang yang sudah memiliki hak pilih pada Pilpres 2014. Adapun tingkat kepercayaan sebesar 95 persen. Margin of error± 2,97 %. (***)

Category: 

Viewing all articles
Browse latest Browse all 1533

Latest Images

Trending Articles