KONFRONTASI- Ratusan orang yang mengatasnamakan diri sebagai Gerakan Masyarakat Pemburu Koruptor Reklamasi (GEMPAR) menggelar aksi unjuk rasa di depan gedung Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Senin (16/1/2017.
Selain membaa poster, massa membawa spanduk warna putuih dengan tulisan “Usut Tuntas!! Grand Corruption Reklamasi” Tangkap dan Adili: Ahok, Aguan dan Sunny”. Mereka menuntut lembaga anti rasuah tersebut segera menuntaskan kasus dugaan korupsi proyek reklamasi yang diduga melibatkan Gubernur DKI Jakarta non – aktif Basuki Tjahja Purnama alias Aho, Sunny Tanuwidjaja, dan Bos Agung Sedayu Group, Sugianto Kusuma alias Aguan.
“KPK untuk segera menangkap dan mengadili Ahok, Aguan, dan Sunny karena diduga terlibat dalam Grand Corruption Reklamasi Teluk Jakarta,” ujar Koordinator lapangan Yonpi S.
Dalam kasus proyek reklamasi ini, Pengadilan Tipikor telah memvonis dua terdakwa Sanusi dan Ariesman Widjaja. Namun sangat disayangkan, setelah jatuhnya vonis tersebut seakan KPK sudah puas dan tidak meneruskan membongkar kasus tersebut.
Padahal Ketua KPK Agus Rahardjo pernah mengatakan bahwa kasus korupsi reklamasi merupakan kasus Grand Corruption yang melibatkan korporasi dan pejabat negara. Waktu itu KPK juga mencekal Aguan dan Sunny. Diyakini, Sanusi dan Ariesman bukanlah pemeran utama dari kasus Grand Corruption ini.
Maka dari itu, KPK dituntut harus segera membongkar grand corruption Reklamasi ini dengan menyeret otak korupsinya. Podomoro disebut-sebut telah diperas oleh Ahok sebesar Rp. 300 milyar lebih sebagai dalih konstribusi tambahan dari pelaksanaan reklamasi yang tidak punya payung hukum.
Total dana yang diminta Ahok kepada APL mencapai Rp. 392 milyar, dimana realisasi anggarannya sudah mencapai Rp. 218 milyar, sementara sisanya Rp. 173 milyar belum diberikan kepada Pemprov DKI Jakarta. (