
KONFRONTASI- Indonesian Democracy Monitor (InDemo) menggelar kegiatan dengan Tajuk “Menyikapi Perubahan, Kebangkitan Populisme”.
Kegiatan tersebut dilakukan dalam rangka memperingati 43 Tahun Peristiwa 15 Januari 1974 (Malari) dan merayakan ulang tahun Indemo yang ke 17 tahun serta Peluncuran Media Online Nusantara.news.
Acara tersebut digelar di Mawar Conference Room, Lt. 2, Gedung Balai Kartini, Jalan Gatot Subroto Jakarta Selatan, Minggu (15/1/2017).
Beberapa tokoh yang menjadi Pembicara antara lain, dr. Hariman Siregar sebagai Keynote Speaker, dengan tema “Menyikapi Kebangkitan Gerakan Populisme & Gelombang Perubahan Dunia”.
Sementara dalam sesi Diskusi Lintas Generasi ada nama Soeripto JS (Soeripto Centre), DR. B. Herry Priyono (STF Driyarkara), DR. Yudi Latif (Dir. Reform Institute), DR. Faisal Basri (Ekonomi UI) dan Moderator Eddy Junaidi (Ketua Umum Yayasan Kalimasadha Nusantara).
Dalam keterangan tertulis, Hariman Siregar mengatakan bahwa InDemo sejak awal merasa Demokrasi telah dibajak oleg para elite sehingga menimbulkan gerakan anti establishment. Sementara gejala populisme tumbuh subur di berbagai belahan dunia.
Kemanangan Brexit dalam referendum yang disusul kemenangan Donald Trump pada Pemilu Presiden Amerika, sesungguhnya jawaban tegas & lugas dari kalangan kelas pekerja di kedua negara atas kapitalisme yang terbukti gagal berbagi kemakmuran.
Kini populisme yang anti liberalisasi, proteksionis & anti asing telah berkuasa di Amerika yang menjadi jantung peradaban dunia. Bahkan di Asia yang sebenarnya tidak memiliki tradisi populisme, kini muncul sosok Duterte yang begitu menggetarkan.
Bagi saya, fenomena ini adalah pembalikan yang luar biasa yang membutuhkan penanganan secara seksama & segera. Dalam menyikapi keadaan tersebut, yang kita butuhkan adalah Nasionalisme
Civic sesuai dengan Pancasila & UUD 45."