
KONFRONTASI- Kalau PDIP Usung Ahok ke DKI-1, maka hancur dan dbenci rakyat pribumi karena PDIP dianggap melecehkan kaum bumiputera seperti halnya Golkar, Nasdem dan Hanura. PDIP Megawati sebagai parpol marhen bakal hancur lebur kalau usung Ahok yang sudah dianggap sebagai antek pemodal, pengembang reklamasi sepeti halnya Presiden Jokowi. ''Publik melihat Jokowi-Ahok cuma boneka para pemodal reklamasi dan cukong-cukong Tionghoa, dan kasihan masyarakat Tionghoa jadi ketakutan karena ada isu SARA. Ini semua akibat ulah Ahok dan Jokowi yang didukung para pemodal yang sama atau serupa,'' kata para aktivis BEM, GMNI, dan aktivis Islam HMI, GPI dan PII.
Desakan agar Ketua Umum DPP PDIP Megawati Soekarnoputri tidak mengusung calon petahana Pilkada DKI Jakarta 2017, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) terus mengemuka. Jika mengusung Ahok, citra PDIP sebagai partai wong cilik akan hancur.
Koalisi Rakyat Pemerhati Jakarta Baru (KATAR), salah satu kelompok massa penolak pencalonan Ahok meminta Megawati mempertimbangkan beberapa hal sebelum memutuskan mencalonkan Ahok.
"Diantaranya adalah kuatnya realitas politik di akar rumput Ibu Kota yang menolak pemimpin arogan," ujar Ketua Umum KATAR, Sugiyanto, di Jakarta, Jumat (19/8/2016).
Menurutnya, derasnya gelombang penolakan masyarakat terhadap Ahok semakin hari semakin tak terbendung. Bahkan, sebagian besar penolakan juga disampaikan langsung oleh konstituen arus bawah PDIP.
Jajaran DPD PDIP Jakarta, misalnya, terang-terangan menolak Ahok dengan mengekspresikannya melalui sebuah lagu "Ahok Pasti Tumbang" yang dikumandangkan di Kantor DPD dalam rapat resmi DPD PDIP Jakarta. Kini, video penolakan tersebut telah diunggah ke jejaring sosial Youtube.
"Kita yakin Ibu Megawati pasti mempertimbangkan aspirasi arus bawah PDIP dan masyarakat Jakarta," tegas Sugiyanto.
Selama ini,kata dia, banyak kebijakan Pemprov DKI di bawah kepemimpinan Ahok yang tidak sesuai dengan garis perjuangan PDIP, khususnya soal penggusuran. Gaya kepemimpinan Ahok, menurut dia, sangat menyulitkan hidup rakyat kecil alias wong cilik.
Selain itu, kata Sugianto, gaya berpolitik Ahok juga sangat pragmatis. "Orang ini (Ahok) tidak ada istilah loyalitas dalam berpolitik. Dia menganggap itu tidak perlu. Obat mujarab dia dalam dunia politik adalah menjadi kutu loncat," ungkapnya.Ketua DPP PDIP Hendrawan Supratikno semakin memberikan sinyal untuk mendukung calon gubernur petahana Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) pada Pilgub DKI 2017.
Hal itu dikarenakan sosok Ahok yang semakin mendapatkan sambutan baik dari masyarakat untuk melanjutkan kepemimpinannya sebagai DKI-1, meskipun kontroversi terus membanjiri mantan Bupati Belitung Timur itu.
"Memang nama yang ditawarkan itu adalah sosok yang sudah dijaring lalu disambut pasar dan mengkristal pada Basuki Tjahaja Purnama dan Tri Rismaharini. Sekarang baru tahap kedua, yaitu indikatif. Kan, ada empat tahapan, eksploratif yaitu menjaring nama, lalu indikatif menawarkan nama, selanjutnya deklaratif yang merupakan tahap menentukan nama, terakhir tahap mendaftarkan nama yang disebut definitif," jelas Hendrawan kepada INILAHCOM, Jakarta, Senin (12/9/2016).
Ia menyatakan, partainya tak menutup peluang untuk mendeklarasikan Ahok sebagai calon gubernur untuk Pilgub DKI nanti setelah mendapat restu dari Megawati Soekarnoputri selaku ketua umumnya.