
KONFRONTASI - Lembaga Survey Politik Indonesia (LSPI) kembali merilis survei untuk kedua kalinya dengan beberapa temuan penting dan menarik terkait kandidat Gubernur DKI Jakarta
Selain temuan soal incumbent Basuki Purnama (BTP) yang menunjukkan tren yang terus menurun, suvei juga menunjukkan pengetahuan warga seputar Pilkada yang terus meningkat.
Warga DKI semakin mengenali para kandidat, karakter dan isu-isu yang menyertainya. Warga DKI Jakarta mengaku mengkhwatirkan beberapa hal terkait Pilkada DKI Jakarta yang akan digelar pada Februari 2017 mendatang.
Demikian hasil kesimpulan umum hasil survei yang dilakukan oleh Lembaga Survey Politik Indonesia (LSPI). Survei dilakukan pada tanggal 22-28 Agustus 2016 dengan metode multistage random sampling dengan jumlah sampel 440 responden, dengan margin of error sebesar 4.8 persen pada tingat kepercayaan 95 persen. Penggalian data dilakukan dengan wawancara tatap muka langsung oleh tim surveyor yang terlatih.
Menurut hasil survei LSPI, warga Jakarta paling mengkhawatirkan Pilkada DKI tidak akan mengubah masalah Jakarta yang paling utama, yakni kemacetan dan banjir (32,7 persen). Warga juga mengkhawatirkan pilkada DKI Jakarta tidak akan menghasilkan pemimpin yang amanah. Temuan penting dan menarik lainnya adalah warga DKI Jakarta mengkhawatirkan sentiment etnis dan agama yang terus meningkat jelang Pilkada (17) dan terjadi kerusuhan (3,2).
Temuan ini menjadi penting untuk semua pihak sebagai peringatan dan mengupayakan segala bentuk antisipasinya.
Ketika ditanyakan tentang informasi seputar masalah dan isu kandidat yang bakal maju, responden juga mengaku mengetahui lebih banyak. Beberapa masalah atau sifat negatif Ahok misalnya, menurut responden adalah Komunikasi yang buruk dan cenderung kasar, mudah mencari kesalahan orang lain, kurang menghargai orang lain dan dinilai tidak konsisten.
Sementara Yusril dinilai oleh responden memiliki tampang sinis, ada masalah perceraian dengan istrinya dan dianggap sulit mendapatkan kendaraan partai.
Sandiaga Uno menurut repsonden juga dinilai banyak isu yang melilitnya. Responden mengetahui beberapa Sandi yang diduga terlibat kassus pencucian uang Nazaruddin hingga sering dipanggil KPK pada saat awal kasus Nazarudin muncul. Bahkan, keterlibatan hubungan asmara Sandiaga dengan artis juga diketahui oleh responden. Selain itu, Sandi juga diketahui oleh responden diduga terlibat kasus Depo Pertamina Banten.
Sementara itu, pada kasus Risma, menurut responden adalah Risma dianggap belum tentu tahu problem di DKI Jakarta yang kompleks dan tidak adanya kejelasan dukungan dari PDIP.
Sementara Budi Waseso dianggap oleh responden terkesan arogan dan susah dilirik partai.[ian/rm]