
JAKARTA-Hari Kamis 21 April Puti Guntur Soekarnoputri muncul di televisi siap dicalonkan oleh PDIP menjadi cagub DKI 2017. Saya bersama Bung Karno menyaksikan penampilan perdana Puti yang cukup percaya diri dan tidak memalukan seperti yang pernah terjadi pada Caroline Kennedy yang sempat membuat Caroline memutuskan tidak bersedia masuk kancah politik nasional. Dari puncak Wisma BCA yang sekarang bebas dari aturan 3 in1 kita bisa menyaksikan lalu lintas Thamrin Sudirman serta tayangan pesan WA berupa model stasiun MRT Senayan Istora dan Bundaran HI yang canggih bagaikan subway Tokyo. Bung Karno mengawali pembicaraan.
Puti Guntur, cucu Bung Karno
BK: Saya setuju kamu bikin judul Dinasti Politik Sukarno untuk seri WIBK ke-16 ini. Yang bisa membuat dinasti itu bukan pendirinya atau cikal bakal atau kakek moyang Sukarno, tapi ya anak cucu dan kelak buyut cicit Sukarno. Apakah mereka berkualitas seperti penyambung lidah , proklamator, presiden pertama yang juga mengakhiri nasib sebagai tahanan politik di tangan jenderal penggantinya yang mirip Zi Ul Haq menggantung Ali Bhutto yang mengangkatnya jadi KSAD Pakistan. Saya ini seperti John Kennedy yang mengalami tragedi, adiknya juga terbunuh dan putra bungsu, adik Caroline tewas di pesawat yang terkena badai. Keluarga Kennedy jua punya banyak orang yang kebetulan berpenyakit achterlijk, dan tidak semua brilliant, genius seperti John dan Bobby Bahkan Edward Kennedy sebetulnya hanya numpang beken dua abangnya Jack dan Bob.
Jadi dalam soal pencalonan Puti Guntur, cucu saya, putra Guntur menjadi cagub mau menandingi Ahok ya saya tentu sampaikan good luck, doa dan harapan bisa berkinerja optimal meski belum tentu menang. Tapi ini suatu terobosan paling tidak dalam keluarga sudah ada kekompakan dan kerelaan untuk samenbundeling van alle krachter. Sebab biasanya antara trio Mega, Rachma, Sukma saja ada rivalitas yang tidak mau mengalah satu sama lain semua merasa bisa jadi capres atau presiden beneran, karena semuanya putri Bung Karno. Dalam beberapa esei yang pernah ditulis Puti sebetulnya tidak kalah dari Puan, tapi peranannya di PDIP tidak menonjol karena ya memang tidak boleh ada srikandi atau kartini kembar. Tapi percayalah Tuhan Maha Adil, karena kakak Kartini Sosrokartono juga orang hebat, pribumi yang bisa pelbagai Bahasa Eropa dan pernah menjadi reporter The New York Herald Tribune. Jadi memang hukum Mendel, ilmu genetika, DNA superior bisa menurun di satu keluarga mengorbitkan negarawan dari satu benih orang tua yang berbakat politisi dan mendidik anak anaknya sukses menaiki jenjang rekrutment kekuasaan yang penuh daya saing justru untuk memberdayakan diri sebagai pemimpin nation state dan bukan anak orang kaya dan orang terkenal yang cengeng dan menyalahgunakan kekuasaan orang tua untuk melejit ke dapan mengalahkan pesaing secara tidak fair.
CW: Ini pandangan Begawan dan Resi Bisma konkretnya skenario seperti apa akan dialami dunia politik Indonesia dengan adanya konflik Megawati PDIP dengan Ahok dan prospek karir politik Jokowi Ahok pasca pilkada 2017 seandainya Ahok terjegal karena syarat teknis formulis bermeterai, kolusi DPR BPK untuk memojokkan Ahok pada kasus Sumber Waras maupun luberan kasus reklamasi yang juga dicari cari kaitannya ke Ahok.
BK: Dari Eropa Presiden Jokowi dengan lantang menolak usaha revisi UU Piklada untuk melemahkan calon independen, mempersulit dengan pelbagai aturan meterai maupun peningkatan quota prosentasi hingga 15% dari voters sebagai prasyarat dukungan calon independen. Partai politik itu semakin memperlihatkan wajah dan watak fasis yang gagal total dalam regenerasi dan rekrutment kader dan generasi penerus muda. Mereka kelabakan karena kader partai senior dan yang bercokol terlibat kasus korupsi dan tidak popular. Karena itu mereka sangat alergi takut terhadap calon independen yang bersih dan segar serta menampilkan ide dan program orisinal yang menarik generasi muda dan seluruh stakeholkers yang sudah muak dengan KKN berkepanjangan dan berjamaah. Yang harus dijaga oleh Ahok, Risma, Ridwan Kamil, Suyoto (Bupati Bojonegoro) dan angkatan nya seperti Azwar Anas Banyuwangi, Bima Arya Bogor dan Puti Guntur kalau dia lolos seleksi ialah kepercayaan rakyat akan kejujuran sebab ini kriteria zaman edan yang harus dilewati dan lulus lolos dengan meyakinkan. Sebab kalau mereka ini tergelincir karena korupsi, maka selesai lah karir mereka betapapun populernya dukungan rakyat sebelum terbutinya suatu kasus korupsi. Dulu ketum Partai Demokrat dimitoskan sebagai santun, pewaris dan cloning SBY tapi ternyata malah korupsinya tidak kalah dari yang lebih tua.
Jadi korupsi itu tidak kenal ideologi, partai, umur, agama, asal usul semua manusia bisa jadi koruptor apapun latar belakang pendidikan, keluarga, karir dan profesinya. Jangan juga pernah ada yang merasa bisa jadi malaikat, termasuk para penegak hukum yang semua belepotan masalah. Malaikat ya malaikat, manusia apalagi politisi Indonesia jangan pernah arogan bisa jadi malaikat setelah satu generasi Orde Baru ya kolusif, nepotis, rasis dan fasis.
CW: Wah bapak kok begitu angkara murka apa terpengaruh Simpsosium Tragedi Nasional 1965 di Arya Duta Senin Selasa minggu lalu yang dibuka Menko Polhukam Luhut Panjaitan dimana dia tegaskan pemerintah tidak akan minta maaf. Sdr Rudy Chen mewakili aspirasi ex tapol Himpunan Sarjana Indonesia titip menanyakan apa pendapat bapak terhadap tragedy 1965.
BK: Yang terpenting dari kita untuk masa depan RI adalah jaminan bahwa tidak akan terulang lagi perlakuan biadab terhadap anak cucu korban politik. Mosok anak cucu tidak boleh sekolah, termasuk anak saya Guntur dan Megawati diskors oleh perguruan tinggi yang dikuasai jenderal jenderal anti Sukarno. Kenapa Guntur tidak boleh sekolah, juga Megawati. Kalau keduanya tidak lulus S1 itu bukan karena bodoh, tapi karena Rektor ITB dan Unpad semuanya menskors putra putri Sukarno. Sedang penjajah Belanda saja mengizinkan Sukarno sekolah sampai lulus insinyur ini, jendral sawo mateng malah mengskors mas Tok dan mbak Mega. Itu adalah kebiadaban yang tidak boleh terulang.
Terus pembunuhan yang dilakukan oleh Letnan Dul Arief, kenapa Dul Arief ini mati misterius. Jadi kalau diusut sebetulnya akan terbongkar konspirasi kejahatan yang melibatkan pengganti saya. Tapi sudahlah kita semua jangan Cuma berpidato mau jadi Nelson Mandela, tapi dalam hati dan sesunggunya masih terus dendam kesumat terhadap lawan politik. Jadi kalau memang mau rekonsiliasi ya bentuk lagi Komisi Rekonsiliasi yang sempat dibubarkan oleh Mahkamah Konstitusi pimpinan Jimly Ashidiqqie. Dua putri Sujatmoko sudah siap dengan wadah dan program usulan yang tinggal dikemas rapi untuk dilaksanakan oleh Gubernur Lemhanas yang baru Agus Wijoyo yang baru dilantik Jumat 15 April sudah menggelar Seminar Senin 18 April.
Orang kayak Agus ini layal jadi menteri kalau Jokowi mau reshuffle memotong dwelling time 5 hari di pelabuhan dan birokrasi yang masih lelet di seluruh lini aparatur negara. 1965 kita tutup buku dengan tekad tidak boleh terulang lagi peranan pemerintah dan aparatur negara membantai sendiri rakyatnya secara tidak beadab dan tidak berperi kemanusiaan. Hasan Wirayuda bisa jadi Ketua Komisi Rekonsiliasi sebab sejak 1989 waktu Soeharto masih berkuasa mutlak, dia sudah mengusulkan dan membidani lahirnya Komisi HAM Indonesia. Kamu tulis saja sebagai salah satu korban yang rumah keluarga (putri kamu) dibakar secara biadab oleh pelaku penjarahan Mei 1998 yang rasis dan fasis. RI tidak akan pernah Berjaya jika kita masih tetap mempunyai mental pembunuh Kabil terhadap adik sendiri Habil, karena cemburu dengki iri dan benci. Stop rasisme, fasisme, dan premanisme, terorisme agama, pembantaian etnis dan penjarahan kelas. Semua itu merupakan prasyarat yang harus menjadi substasi Revolusi Mental yang harus dilaksanakan, bukan dihafalkan seperti indokterinasi P4 zaman dulu,
CW: Kita menghadapi Eropa yang sedang dilanda invasi pengungsi dan keterbukaan pasar sekaligus ancaman proteksi terhadap produk yang dinilai tidak ramah lingkungan. Selain itu pelbagai index kualitas manusia dan index pembangunan kita malah ketinggalan dari Myanmar Kamboja Vietnam apa resep bapak untuk Presiden Jokowi dan kabinetnya.
BK: Kita kan mengikuti Seminar Unika Atma Jaya tentang Tantangan Middle Income Trap dimana Emil Salim menyatakan perlunya reklamasi yang justru lebih menyeluruh dan bukan sekadar di ambang pintu Jakarta. Pejuang Lingkungan Hidup itu justru menyatakan bahwa dalam konteks sinergi antara Poros Maritim dengan Jalur Sutra Maritim maka yang harus di reklamasi itu adalah seluruh pantai utara Jawa yang harus dijadikan pusat Indusrialisasi Asia baru di tengah pertemuan Samudra Hindia dan Samudra Pasifik serta merupakan bagian paralel dari Jalur Sutra Maritim Abad XXI. Kalau tidak maka Indonesia tidak akan kebagian bila Tiongkok hanya membangun Jalur Sutra Darat melalui Asia Tengah, pelbagai negara Stan (Kazakhstan, Kyrgystan, Turkmenistan Uzbekistan, dan lain lain) serta jalur darat lain yang
menghubungkan Indo China, Bangladesh India, Pakistan Afhanistan Iran Turki terus ke Eropa. Jika jalur continental ini berkembang lebih pesat dari jalur maritime, maka kita akan ketinggalan, demikian peringatan Emil Salim yang tampil bersama Faisal Basri dengan pelbagai peringkat yang menyedihkan dari sumber day amanusia Indonesia termasuk kemampuan membaca (dalam Bahasa ibu sendiri).
Generasi muda kita menghadapi ancaman luar biasa yang harus merupakan perhatian penuh cucu saya Menko Puan Maharani yang bertanggung jawab atas program Revolusi Mental. Jadi resep saya kepada Megawati adalah jangan terlalu konsentrasi hanya untuk melawan Ahok karena ketersinggungan tapi konsentrasi juga kepada portofolio yang sudah dipercayakan kepada PDIP supaya sukses membangun manusia Indonesia berkualitas untuk persaingan global 2045-2050.
CW: Terakhir kita sudah bosan bicara Tax Amnesty, kebetulan Samadikun Hartono bisa dipulangkan setelah 13 tahun menjadi buronan. Apa yang harus kita kerjakan menghadapi fakta realitas harta karun Panama Papers dan program Tax Amnesty serta sejarah kekisruhan BLBI model Samadikun Hartono.
BK:Korupsi itu menurut buku yang ditulis oleh Noonan berjudul Bribe sudah berumur setua manusia dan disebut dalam Alkitab. Ayub itu diizinkan untuk dicobai karena sebagai hakim ia pernah menerima gratifikasi. Terakhir media massa memberitakan bahw Vatikan merupakan salah satu negara yang membuka fasilitas tax haen bagi deposan global dari luar Vatikan. Ini merupakan isu global dan kita sudah mengenal korupsi juga sejak VOC menjajah kita selama 200 tahun. VOC akan bangkrut karena korupsi dan diganti rezim pemerintah kolonial Hindia Belanda. Nah celakanya kita mewarisi utang Hindia Belanda yang sudah sering kita bahas bahwa RI ini konyol sekali karena jadi satu satunya negara bekas terjajah yang harus membayar utang kepada bekas penjajahnya. Tidak tanggung tanggung US $ 1.130 juta.
Kalau saya mengatakan begini bukan excuse supaya boleh korupsi. Kita tentu harus menyetop
korupsi. Jika pemerintah mengawali dengan gaji birokrat yang cukup terus disiplin dan punishment yang konkret kepada koruptor, karena sudah digaji tinggi maka seperti Singapura pastilah kita bisa maju lebih pesar dari selama 70 tahun terbelenggu oleh korupsi berkelanjutan dan berjamaah. Mungkin tiba waktunya menaikkan gaji aparatur sipil negara, kemudian membiayai partai secara transparan dan setelah itu bila masih ada koruptor yang tertangkap maka partai politiknya dibubarkan saja. Dengan demikian partai politik sebagai bunker koruptor bisa dibersihkan dan hanya menerima politisi yang berkaliber negarawan dan berkarakter pemangku kepentingan yang mengutamakan kepentingan publik secara efektif, proaktif, kreatif dan produktif. Baru dengan demikian kinerja kita sebagai Indonesia Inc akan tercermin dalam produksi barang dan jasa yang meningkat dan bersaing dalam pasar global.
Indonesia tidak bisa mengomando nilai rupiah, kecuali dengan produksi ekspor dan surplus devisa gasuk ekspor. Tax Amnesty harus dilaksanakan untuk pembangunan signifikan seperti gagasan Emil Salim tentang Mega Proyek Jawa Utara Maritim. Celakanya gara gara korupsi DPRD maka reklamasi menjadi tidak popular dan malah dihentikan sehingga akan menghambat perkembangan ekonomi nasional sesuai jadwal sebelum meledaknya kasus OTT politisi Gerindra Sanusi.
CW: Samadikun ditahan katanya akan terkait dengan banyak politisi yang berkuasa hingga akan menambah kegaduhan politik.
BK: Ya sudah dibongkar tuntas saja, pada akhirnya bermuara kepada Tax Amnesty termasuk pemutihan masa lalu. Suda lah semua yang pernah berperkara seperti BLBI Samadikun mestinya diusut tuntas dan diberi penyelesaian final mumpung pas Tax Amnesty ini Jadi Jokowi bisa melakukan gebrakan 3 in1. Siapa saja yang punya rekening modal Tahir, kasus model Samadikun, aset tak terlapor yang terungkap di Panama Papers, semuanya memanfaatkan Tax Amnesty secara terbuka dan tuntas. Diharapkan dengan ini target Rp. 110 triliun dari seluruh dana yang ditaksir oleh Menkeu Bambang Brojonegoro setara dengan PDB Indonesia, Rp. 11.450 triliun akan tercapai. Kalau itu kembali maka Indonesia bisa take off dan kabinet Jokowi akan selamat sukses, Jokowi akan lanjut sampai 2024. Maka sebetulnya kalau melihat situasi global sekarang ini kita harus berhenti dengan politik tetek bengek meterai formulaic
calon independen dan segala macam debat pro dan kontra tax amnesty. Peluang dan momentum untuk bangkit sudah terbuka di mandala global. Kalau kita kalah dari Kamboja dan Myanmar ya sudah kita kembali ke WIBK 1977 waktu kita meramalkan bahwa RI bakal kalah dari Vietnam kalau terus memble.
Saya lama lama capek juga kita memamah biak memberi advis yang tidak pernah digubris oleh elite kita barangkali kita mohok wawancara dan biarkan saja elite Indonesia yang tidak bertanggung jawab terus berlenggang kangkung dengan kolusi korupsi dan menjadi predator yang melumpuhkan bangsa ini yang akan gagal melewati The Middle Income Trap seperti kekawatiran klasik para ekonom melihat sejarah kita dan bangsa lain yang juga gagal mentas seperti Argentina Brazil Mexico. Presiden Brazil Dilma Roussef diancam pemakzulan wkatu ia melindungi mantan presiden Lula agar tidak ditangkap karena korupsi. Padahal dua orang itu tokoh Partai Buruh ideology sosialis. Sekarang ini memang gila, wisatawan lebih senang berziarah ke makam Karl Mars ketimbang Adam Smith. Jadi ironis bahwa ideology komunis bankrupt tapi makam Karl Maex malah laris dikunjungi wisatawan, sedang makam Adam Smith gagal secara pasar, tidak ada tourist yang mau tahu apa dan dimana makam Adam Smith.
CW: Terima kasih atas pencerahan blak blakan Bapak terutama soal Dinaasti Sukarno yang begitu ces pleng mak nyuus mirip kolom kuliner Bondan Winarno. Jangan kapok dan capek untuk tetap mencintai Indonesia kata cak Kardi dari acara Sudut Istana tiap Rabu. Saya harap bapak tidak ngambek dan memboikot acara WIBK gara gara sudah capek karena merasa tidak digubris dan dipedulikan, mubazir dan tak berguna. Semoga kita bertemu kembali tanggal 2 Mei untuk episode ke-17 bertepatan dengan hari lahirnya Ki Hajar Dewantara sebagai Hari Pendidikan Nasional.