Clik here to view.
JAKARTA-Terkait dengan proyek listrik 35.000 MW yang belum terealisasi sepenuhnya, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Rini Soemarno, membela anak buahnya.
Dia menuturkan dirinya tidak melihat ada persoalan yang berarti dalam pelaksanaan mega proyek itu. "Saya rasa baik-baik saja. Saya tidak melihat tidak ada persoalan," kata Menteri Rini di kantornya, Senin (25/7/2016).
Sebelumnya, Menteri ESDM, Sudirman Said menegur direksi PLN, karena kebijakan yang kerap dibuat olehnya kerap ditentang oleh PLN termasuk proyek 35.000 MW. Sudirman juga mengeluarkan pernyataan yang berisi peringatan kepada Menteri BUMN beserta direksi PLN supaya tidak menjadikan PLN sebagai mesin pencetak uang alias cari keuntungan.
"Itu dasarnya apa? Sekarang kalau kita lihat kedepan, dasarnya dari proyek-proyek yang dari dulu yang banyak masalahnya selama 10 tahun terakhir," jelas Rini.
Lebih lanjut, Rini mengatakan jika PLN tidak hanya memikirkan proyek 35.000 megawatt (MW). Tetapi juga harus memikirkan proyek yang sebelumnya ada yang mangkrak dan ada yang harus diselesaikan.
"Bukan hanya pipelinenya saja tapi bagaimana jaringan listriknya, gardu induknya, banyak yang gardu induk 30 tahun harus diperbaiki, banyak sekali. Kata-kata keuntunganya itu apa?," tutur Rini.
Lebih lanjut, Rini menegaskan jika PLN itu menyediakan listrik itu sudah menyeluruh dan pendanaan bukan hanya dari pemerintah.
'PLN itu melakukan peminjaman cukup besar dimana kita harus membayar bunga, harus mencari dana dari internasional dari dalam maupun luar negeri. Jadi bukan dana dari pemerintah yang besar. Justru saat sekarang kita secara menyeluruh dalam program PSO (Public Service Obligation) juga pembayaran subsidinya," terang dia.
Sehingga, lanjut dia, pihaknya mesti memberikan dana pinjaman lebih dulu dimana PLN harus berfungsi sebagai perseroan, perusahaan yang mempunyai pinjaman dimana-mana. [hid]
