Quantcast
Channel: PT Pelabuhan Indonesia Pelindo
Viewing all articles
Browse latest Browse all 1533

Pengakuan Mengagetkan dari Ahok tentang Sunny Tanuwidjaja

$
0
0

KONFRONTASI- Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok mengatakan tidak memiliki staf pribadi, termasuk Sunny Tanuwidjaja. Selama ini, Sunny memang banyak memberikan nasihat politik kepada Ahok karena dia merupakan peneliti dari Centre for Strategic and International Studies (CSIS).

"Ini bahasa kampung saya, kalau orang bodoh nurut (mengikut), kalau pintar mengajar. Jadi saya sama staf saya sederhana. Kalau Anda lebih pintar, ajari saya. Kalau lebih bodoh, saya ajari," kata Ahok seusai groundbreaking (pemancangan tiang pertama) pembangunan simpang susun Semanggi di Jakarta Selatan, Jumat, 8 April 2016.

Menurut Ahok, Sunny selama ini ingin melihat perjalanan politik Ahok dengan gaya kepemimpinannya. Sunny, kata Ahok, hanya menganggap Ahok beruntung berkat sosok Joko Widodo alias Jokowi. Sunny juga ingin membuktikan apakah Ahok tetap “hoki” saat ditinggal Jokowi setelah menjadi presiden.

Sunny dicekal Komisi Pemberantasan Korupsi ke luar negeri. Selain Sunny, KPK mencekal Direktur Utama PT Agung Sedayu Group Richard Halim Kusuma. Sunny, yang memiliki kedekatan khusus dengan Ahok, dicekal sehingga jika sewaktu-waktu penyidik membutuhkan keterangan, ia tidak sedang berada di luar negeri.

Skandal suap reklamasi ini mencuat saat politikus Partai Gerindra, Mohamad Sanusi, tertangkap tangan oleh KPK pada Kamis, 31 Maret 2016. Ia diduga menerima suap dari bos Agung Podomoro Land, Ariesman Widjaja, untuk memuluskan pembahasan proyek reklamasi Teluk Jakarta. Pengacara Sanusi, Krisna Murti, sempat menyebut Sunny sebagai inisiator pertemuan Sanusi dengan Ariesman.

Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama mengatakan Sunny Tanuwidjaja memang dekat deengan kalangan pengusaha kelas kakap di Indonesia.

Menurut Ahok, kedekatan tersebut tak lepas dari pekerjaan Sunny waktu itu sebagai peneliti lembaga riset Centre for Strategic and International Studies (CSIS) dan Direktur Eksekutif Center for Democracy and Transparansi (CDT).

"Dia kenal dekat dengan Lippo Group. Terakhir saya dengar dia kerja buat Peter Sondakh. Saya kasih lepas dia kalau mau memonitor," ujar Ahok di Balai Kota DKI, Kamis, 7 April 2016.

Bukan itu saja, Ahok juga sering mengajak Sunny jika dirinya bertemu dengan para petinggi partai politik, misalnya Ketua Umum Partai NasDem dan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri.

"Saya ajak dia pas ketemu Surya Paloh. Dia juga saya ajak pas ke acara Bu Mega. Pas mau masuk ke ruangan, Bu Mega melarang dia masuk, jadi saya ngobrol berdua. Si Sunny sama Lippo juga dekat," tutur Ahok.

Sunny Tanuwidjaja yang merupakan staf Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama ternyata berasal dari kalangan konglomerat.

"Dia (Sunny) ikut Peter Sondakh, kalau tidak salah," ungkap Ahok sapaan Basuki saat ditemui di Balai Kota, Jakarta, Rabu (5/6).

Peter Sondakh adalah pengusaha minyak kelapa dan ekspor kayu melalui Rajawali Grup. Dia juga memiliki usaha media. Forbes merilis kekayaan Peter senilai 2,2 juta Dollar Amerika.

Ahok juga menyebut Sunny dekat dengab bos Sinar Mas Franky Wijaya. Frank Wijaya adalah anak dari Eka Tjipta Wijaya pendiri Sinar Mas Group.

"Istri Franky Wijaya itu sepupu dia (Sunny)," tutur Ahok.

Nama Sunny berembus ketika diisukan ikut berperan dalam pembahasan Raperda Reklamasi. Krisna Murti, Pengacara Sanusi tersangka kasus suap Reklamasi Pantai Utara Jakarta menuding Sunny menjadi perantara Pemerintah DKI Jakarta dengan PT Agung Podomoro Land (APL) Tbk.

Tudingan itu kompak dibantah oleh Ahok dan juga tersangka suap Presiden Direktur APL Ariesman Widjaja.

Sunny bahkan dituding telah dicegah pelesir ke luar negeri oleh KPK. Namun Pelaksana Harian Kepala Biro Humas KPK Yuyuk Andriati menegaskan tak pernah ada permintaan pencegahan atas nama Sunny Tanuwidjaja. Alih-alih demikian, pencegahan sudah dilakukan untuk Presiden Direktur PT Agung Podomoro Land Ariesman Widjaja yang telah menjadi tersangka pemberi suap dan Bos Agung Sedayu Group Sugianto Kusuma alias Aguan.

Kepala Bagian Humas Imigrasi Heru Santoso ketika dihubungi juga membantah ada pencegahan atas nama Sunny Tanuwidjaja. "Hanya ada pencegahan atas nama Ariesman Widjaja dan Sugianto Kusuma," kata dia.

Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama mengatakan telah menghubungi Sunny Tanuwidjaja setelah koleganya itu dicegah Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) bepergian ke luar negeri kemarin. Selain Sunny, Direktur Utama PT Agung Sedayu Group Richard Halim Kusuma dicegah KPK.

"Saya kirim pesan WhatsApp kepada dia (Sunny), lalu senyum-senyum saja dia. Saya tanya, bagaimana (dicegah)? Sunny jawab, repot saja enggak bisa ke mana-mana," ucap Ahok, Jumat, 8 April 2016.

Ahok mendukung tindakan yang diambil KPK agar pokok permasalahannya menjadi lebih jelas. Pencegahan Sunny, menurut Ahok, merupakan salah satu prosedur yang harus dilakukan untuk mempermudah mengumpulkan keterangan.

"Saya udah dengar dari TV, memang KPK akan lakukan langkah cegah. Sebab, kalau dibutuhkan, kan, takut dia ke luar negeri," ujarnya.

Meski demikian, Ahok menegaskan, Sunny tidak pernah mempengaruhi dirinya dalam menentukan kebijakan di DKI Jakarta. Ahok juga tak mengetahui apakah Sunny melakukan lobi khusus terkait dengan proyek reklamasi Teluk Jakarta.

"Sunny hanya mengamati semua pergerakan politik yang terjadi di Balai Kota DKI," ucap Ahok.

Nama Sunny mencuat lantaran disebut-sebut oleh Ketua Komisi D DPRD DKI Mochamad Sanusi, tersangka kasus dugaan suap terkait dengan pembahasan Rencana Zonasi Wilayah Pesisir dan Pulau-pulau Kecil (RZWP3K) dan Rencana Peraturan Daerah tentang Rencana Tata Ruang Kawasan Strategis Pantura Jakarta.

Komisi Pemberantasan Korupsi pun mencekal Sunny ke luar negeri. Selain Sunny, penyidik KPK mencekal Direktur PT Agung Sedayu Group Richard Halim Kusuma.

Sunny Tanuwidjaja yang dicegah KPK ke luar negeri merupakan kawan dekat Gubernur DKI Jakarta Basuki T Purnama (Ahok). Ternyata Sunny masih menjabat sebagai Direktur Eksekutif Center for Democracy and Transparency (CDT).

CDT merupakan lembaga riset yang pernah mendukung pasangan Ahok-Eko Cahyono di Pilkada Bangka-Belitung, meski akhirnya gagal. Ahok menyebut CDT bukanlah lembaga yang sama dengan Ahok Center, relawan Jokowi-Ahok pada 2012 lalu.

"Sampai sekarang masih. Jadi waktu saya sudah masuk wagub, dia kan lebih cocok, doktor political science, saya bilang saya enggak sempat lagi pegang LSM, makanya LSM itu saya kasih ke teman-teman semua," ungkap Ahok di JCC, Senayan, Jakarta, Jumat (8/4/2016).

Sunny sendiri pernah aktif di Center for Strategic and International Studies (CSIS). Dia disebut Ahok sering ikut dalam kegiatannya untuk mencermati kinerja mantan Bupati Belitung Timur tersebut sebagai keperluan tugas akhir kuliahnya.

Ahok pun membantah bahwa Sunny adalah cucu dari bos Sinar Mas, Eka Tjipta Widjaja. Ia kembali mengungkapkan bahwa Sunny adalah sepupu dari istri Franky Oesman Widjaja, anak dari Eka Widjaja.

"Bukan, dia bukan cucunya, dia sepupu menantunya Eka Cipta," tukas Ahok.

Category: 

Viewing all articles
Browse latest Browse all 1533

Trending Articles