Quantcast
Channel: PT Pelabuhan Indonesia Pelindo
Viewing all articles
Browse latest Browse all 1533

Kalangan Kampus (Perguruan Tinggi) Diminta Kaji TPP Amerika

$
0
0

JAKARTA- Kalangan kampus harus riset dan bicara soal TPP yang digagas AS dan untung ruginya RI masuk ke TPP. Menentukan untung-rugi Indonesia masuk forum kerjasama perdagangan seperti TPP (Trans Pacific Partnership), Presiden Joko Widodo menugaskan kalangan kampus untuk

"Ini tugas perguruan tinggi, semestinya dikalkulasikan untung ruginya. Jangan, belum-belum sudah ngomong rugi," kata Presiden Jokowi saat membuka Konferensi Nasional Forum Rektor Indonesia (FRI) 2016 di Universitas Negeri Yogyakarta, Jumat malam (29/1/2016).

Kata Presiden Jokowi, bergabung atau tidak dengan forum-forum perdagangan internasional semacam Trans Pacific Partnership (TPP), European Free Trade Association (EFTA), tetap mengandung risiko. Sehingga, harus dipertimbangkan secara cermat dan mendetail.

"Dalam waktu dekat, saya akan putuskan, apakah masuk atau tidak masuk. Dengan kalkulasi detil untung ruginya," kata Jokowi.

Masyarakat, diharapkan presiden, tidak terburu-buru menyimpulkan bahwa dengan masuk menjadi anggota forum perdagangan internasional, sudah pasti merugikan Indonesia.

"Waktu bertemu Presiden Obama, saya sampaikan baru bermaksud akan bergabung TPP. Jadi, belum memutuskan. Tapi di negara kita sudah ramainya minta ampun," kata Jokowi.

Saat ini, lanjut presiden asal Solo ini, negara-negara harus siap memasuki era kompetisi. Bukan hanya dalam Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) saja, melainkan sudah banyak blok-blok negara lainnya, seperti TPP ataupun EFTA. "Sekarang sudah masuk, hanya kita belum memutuskan saja," kata presiden.

Menurut Jokowi, hingga saat ini, sudah ada dua anggota ASEAN yang bergabung dengan forum perdagangan internasional seperti TPP. Mereka adalah Brunai dan Vietnam. "Mereka bisa bersaing, dan kita belum bisa," kata Jokowi.

Selain memberikan kalkulasi mengenai untung rugi, lanjut Presiden Jokowi, perguruan tinggi diharapkan bisa membantu upaya meningkatkan karakter serta mental masyarakat, sebelum diputuskan bergabung dengan forum tersebut.

"Begitu salah memutuskan, di mana produktivitas serta etos kerja kita belum siap, maka kita bisa jadi pecundang. Dan, akan sulit memenangkan kompetisi itu," kata presiden.

Konferensi Nasional Forum Rektor Indonesia (FRI) dilaksanakan pada 29-30 Januari 2016. Dalam rangkaian acara itu juga sekaligus digelar Konvensi Kampus XII dan Temu Tahunan XVIII.

Selain dihadiri Presiden Joko Widodo, dalam pembukaan itu juga hadir Menteri Sekretaris Negara Pratikno, Menristek Dikti M Nasir, Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara, serta Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo, dan Gubernur DIY Sri Sultan Hamengkubuwono X. [tar]

Category: 

Viewing all articles
Browse latest Browse all 1533

Trending Articles