
“Menulislah dan kau akan sehat,” kata Prof. John Sarno, guru besar ilmu kedokteran pada New York University. Ia ahli tulang belakang dan sudah menghadapi lebih dari 10 ribu pasien kronis yang mengalami masalah dengan punggung dan tulang belakang mereka dalam rentang waktu 10-30 tahun. Kebanyakan dari pasiennya itu mengalami radang sendi dan nyeri luar biasa di leher, punggung, bahu, dan bokong. Dengan bukunya yang berjudul Healing Back Pain: The Mind-Body Connection, Sarno juga orang yang memelopori pendekatan terapi kesaling-terkaitan tubuh dan pikiran. Dalam penelitiannya, ia menyimpulkan bahwa faktor emosi membawa pengaruh besar terhadap munculnya penyakit fisiki seseorang. Ada dua emosi besar yang ia tetapkan sebagai musuh utama, yakni kecemasan dan kemarahan. “Jika kau mengalami rasa sakit,” katanya, “maka periksalah apa yang membangkitkan kemarahan atau kecemasanmu.”
Asumsinya tentang hubungan pikiran-tubuh tidak terlalu mendapat dukungan dari kalangan medis. Kendati begitu, ia membuktikan efektivitas pendekatannya. Dari 3 ribu pasien yang pernah ia tangani, tingkat keberhasilannya mencapai angka 70%. Sisanya, 15% dari mereka mengalami perbaikan antara 40-80%. Itu tingkat keberhasilan yang melampaui apa yang dicapai melalui penanganan medis. Kepada para pasiennya atau siapa saja yang mengidap masalah fisik, Sarno menyarankan agar mereka menulis jurnal atau catatan harian. Ketika orang-orang bisa mengenali dan memahami apa yang melandasi kemarahan atau kecemasan mereka, simptom mereka akan lenyap dengan sendirinya. Ia mengatakan bahwa sekitar 20% dari pasien ini tidak secara sadar memahami apa yang memicu kemarahan atau kegelisahan mereka, dan orang-orang seperti ini memerlukan terapis untuk bisa menemukan apa yang terpendam di bawah sadar mereka.
Maka, menulislah dan anda akan sehat. Tunggu dulu, tidak hanya itu. “Menulislah dan kau akan meningkatkan keberuntunganmu,” kata Richard Wiseman. Ia telah melakukan penelitian untuk mencermati apa saja faktor yang membuat orang selalu beruntung, sementara orang-orang lainnya sial melulu. Setelah berhasil mengidentifikasi faktor-faktor keberuntungan itu, ia kemudian mengembangkan Luck Project, sebuah pelatihan bagi orang-orang yang berminat meningkatkan keberuntungan mereka. Dan menulis adalah salah satu pendekatan yang digunakan dalam Luck Project itu untuk meningkatkan keberuntungan. Jadi, Wiseman menginstruksikan kepada peserta pelatihannya untuk membuat “Luck Diary”. Di buku harian itu, mereka mencatat apa saja keberuntungan yang mereka dapatkan setiap hari. Lebih lengkap tentang “Luck Diary”, anda bisa membacanya di tulisan ini, Luck Diary: Mengepung Diri dengan Keberuntungan. Maka, menulislah dan anda akan menjadi orang yang sehat dan penuh keberuntungan. Itu dua hal yang relatif baru saya pahami beberapa waktu belakangan. Meski menaruh minat pada tulis-menulis sejak kecil, saya tidak pernah berpikir bahwa menulis berguna bagi kesehatan dan bisa menjadikan diri kita orang yang beruntung. Keyakinan saya yang lebih awal tentang menulis, yang tetap saya pegang hingga sekarang, adalah bahwa menulis merupakan cara paling mujarab untuk memperbaiki fungsi pikiran. Menulis adalah latihan terus-menerus untuk membuat anda mampu berpikir jernih.
Dengan keyakinan semacam inilah saya dengan senang hati menaruh slogan “menulis jernih, berpikir jernih” di blog saya “Ruang Berbagi”. Itu juga cara untuk mengingatkan diri sendiri. Ketika anda menulis, anda memanfaatkan seluruh fungsi pikiran. Anda mengingat, menganalisa, membuat keputusan, membuat kesimpulan, mengaplikasikan pengetahuan anda, berlogika, dan sebagainya jika masih ada yang belum saya cantumkan. Karena itu menulislah jernih dan anda akan berpikir jernih. Ketika anda menulis jernih, anda menjernihkan pemikiran anda. Ketika anda menulis, anda belajar bertanggung jawab terhadap pernyataan-pernyataan anda. Sekarang anjuran saya menjadi lebih kuat karena beberapa alasan di atas. Menulislah, itu tindakan yang akan membuat anda sehat, bernasib baik, dan selalu memiliki kejernihan pemikiran.***
A.S. Laksana, sastrawan dan eseis.
A.S. Laksana (lahir di Semarang, Jawa Tengah, 25 Desember1968; umur 46 tahun) adalah seorang sastrawan, pengarang, kritikus sastra, dan wartawanIndonesia yang dikenal aktif menulis cerita pendek di berbagai media cetak nasional di Indonesia. Ia belajar bahasa Indonesia di IKIP Semarang dan ilmu komunikasi di FISIPUniversitas Gadjah Mada, Yogyakarta. Ia juga menjadi salah satu pendiri majalah Gorong-Gorong Budaya.
Laksana pernah menjadi wartawan Detik, Detak, dan Tabloid Investigasi. Selanjutnya, ia mendirikan dan mengajar di sekolah penulisan kreatif Jakarta School. Kini ia aktif di bidang penerbitan. Kumpulan cerita pendeknya yang berjudul Bidadari yang Mengembara terpilih sebagai buku sastra terbaik 2004 versi Majalah Tempo.