
KONFRONTASI- Menko Ekuin Darmin Nasution dan Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati (SMI) terbukti tidak mampu lagi menuruti keinginan Presiden Joko Widodo, dan hal ini semakin membuktikan bahwa SMI minim terobosan. Akibatnya, Jokowi-JK gagal atasi masalah dan gagal penuhi ekspektasi rakyat, dan menimbulkan pelemahan dan kemerosotan ekonomi lebih jauh. Kapasitas dan kinerja Darmin maupun Sri Mul tidak jelas, bahkan buruk, cuma banyak omongan belaka.
“Bila ternyata Darmin dan SMI terus menerus tidak mampu mengikuti ritme kerja Jokowi yang menggendong Nawacita yang progresif, tidak perlu terlalu memaksakan diri. Sebaiknya, seperti pengamat ekonomi Faisal Basri, musti sarankan Darmin dan SMI untuk segera mundur saja dari kabinet, daripada terus pening,” kata pengamat ekonomi Universitas Bung Karno (UBK) Gede Sandra kemarin.
Gede Sandra mengemukakan hal itu menanggapi pernyataan Faisal Basri yang mengkritisi pemerintahan Jokowi karena menjalankan perekonomian dengan ugal-ugalan. Salah satu hal yang disrotinya adalah ketiadaan dana untuk melanjutkan pembangunan Light Rapid Transit (LRT).
Faisal menyampaikan hal ini di sebuah diskusi di Jakarta, beberapa hari lalu (8/3). Dalam kesempatan ini Faisal juga berseloroh, bahwa Menteri SMI bisa pening dengan rumus ‘pokoknya’ Presiden Jokowi.
“Bila memang Menkeu SMI pening, sehingga tidak mampu lagi menuruti keinginan Presiden Jokowi, artinya memang benar bahwa SMI minim terobosan,” ujar Gede Sandra.
Menurut Gede, masih banyak jalan untuk mendapatkan pembiayaan murah untuk melanjutkan pembangunan LRT. Seperti salah satunya adalah dengan melakukan revalusasi aset dan menerbitkan sewa berjangka. Hanya saja semua terobosan ini seperti tidak masuk dalam nalar SMI.