Quantcast
Channel: PT Pelabuhan Indonesia Pelindo
Viewing all articles
Browse latest Browse all 1533

Sampai Kapan Presiden Pertahankan Darmin dan Sri Mulyani yang terbukti Gagal?

$
0
0

KONFRONTASI- Penunjukan Menko Kemaritiman dan Sumber Daya Luhut B. Pandjaitan oleh Presiden Joko Widodo menjadi penanggung jawab penyelenggaraan Pertemuan Tahunan IMF dan Bank Dunia, Oktober mendatang, dinilai sejumlah kalangan semakin membuktikan kekecewaan Presiden kepada tim ekonomi. ''Presiden kecewa kepada Sri Mulyani dan Darmin yang hanya bicara dan kuat pencitraan tanpa kerja nyata yang sukses. Sri Mul dan Darmin lembek, mandeg dan tidak akan bisa memenuhi harapan rakyat dan Jokowi sendiri,'' kata Darmawan Sinayangsah, pengamat ekonomi-politik dari Freedom Foundation dan alumnus Fisip UI.

Penunjukan Luhut ini disampaikan Jokowi dalam rapat terbatas di Kantor Presiden, Kamis siang (2/3).

“Lazimnya yang menjadi penanggungjawab acara-acara seperti itu dari menteri ekonomi, seperti Menko PerekonomianDarmin Nasution atau Menteri Keuangan Sri Mulyani. Kok Presiden menunjuk Luhut, ini semakin membuktikan Presiden kecewa dengan tim ekonominya,” kata pengamat politik Zulfikar Ahmad  di Jakarta, Jumat (3/3/3/2017).

Seperti diberitakan di media sosial, sejumlah kalangan menyatakan, belakangan ini sejumlah pernyataan-pernyataan Jokowi terkesan menunjukkan kekecewaannya.

Pemerhati politik dan ekonomi mempertanyakan, kenapa  bukan Menko Perekonomian dan Menteri Keuangan yang menjadi penanggungjawab pertemuan tahunan IMF dan Bank Dunia itu? “Tak salah kalau publik menilai Presiden kecewa dengan kinerja dua menterinya itu,” ujat Zulfikar.
 
Pada pertemuan tahunan IMF dan Bank Dunia di Peru, dua tahun lalu, penanggungjawabnya diberikan kepada  Menteri Ekonomi dan Keuangan Peru, Alonso Segura.

Mengapa di Indonesia pertemuan penting yang biasanya dihadiri oleh tak kurang dari 1.500 ekonom dari berbagai negara di belahan dunia itu malah dipimpin oleh Menko Kemaritiman dan Sumber Daya? Apakah otoritas di sektor ekonomi dinilai tidak cakap?

Selain karena menyangkut domain dari Menko Perekonomian dan Menteri Keuangan, bukankah kedua orang yang sekarang menduduki dua posisi penting di tim ekonomi itu selama ini dikenal sebagai ekonom yang mumpuni, yang kerap dipuja dan puji?

Informasi beredar, seperti dilansir RMOL.CO,  di kalangan pemerhati politik di tanah air mengatakan bahwa Presiden Jokowi belakangan ini kecewa berat dengan kemampuan tim ekonomi yang hanya seperti macan di atas kertas.

Kedua menteri dinilai gagal membantu presiden mewujudkan ambisi pembangunan infrastruktur demi memperbaiki kualitas konektivitas di Indonesia.

Disebutkan bahwa Presiden Jokowi sempat memperlihatkan keprohatinannya terhadap kinerja tim ekonomi dalam sebuah rapat yang membahas target pertumbuhan ekonomi 2017.

Menteri Keuangan awalnya hanya berani menawarkan target pertumbuhan ekonomi sebesar 5,1 persen dengan berbagai alasan faktor-faktor yang membebani. Angka yang ditawarkan Sri Mulyani di bawah asumsi pertumbuhan ekonomi 5,3 persen yang disampaikan Presiden Jokowi dalam nota keuangan di bulan Agustus 2016.

Keputusan Sri Mulyani menetapkan target pertumbuhan ekonomi 2017 sebesar 5,1 persen di bulan Oktober 2016 seakan koreksi terhadap isi pidato nota keuangan Jokowi. Bukan hanya koreksi, tapi ibarat tamparan keras.

Presiden Jokowi disebutkan belakangan ini mulai menyadari bahwa duet Darmin dan Sri Mulyani bukan tipe yang berani membuat terobosan dengan manuver yang terukur. Keduanya adalah tipe yang patut pada pakem-pakem yang dipatenkan di buku-buku teks.

Tipe text book thinking seperti ini tentu merepotkan pemerintahan Jokowi yang sedang membutuhkan dana besar untuk mengerjakan semua proyek infrastruktur yang dibayangkan.

Beberapa waktu lalu, Presiden Jokowi dalam sebuah pertemuan juga mengatakan bahwa APBN tidak bisa lagi dijadikan penopang pembiyaan proyek-proyek infrastruktur. Karena itu dibutuhkan keberanian dan kemampuan mengambil langkah di luar pakem yang terukur tingkat keberhasilannya.

Soal penunjukan Luhut B. Pandjaitan sebagai penanggung jawab Pertemuan Tahunan IMF dan Bank Dunia dapat diletakkan dalam konteks kekecewaan Jokowi pada tim ekonomi.

Pertanyaan publik yang berkembang adalah, sampai kapan Presiden Jokowi mau mempertahankan Darmin dan Sri Mul yang gagal ini? (tbt/KCM)

Category: 

Viewing all articles
Browse latest Browse all 1533

Trending Articles