Quantcast
Channel: PT Pelabuhan Indonesia Pelindo
Viewing all articles
Browse latest Browse all 1533

Kilas Balik: Antasari Ungkap soal Korupsi IT KPU, Centurygate dan BLBI

$
0
0

JAKARTA-  Priyo Budi Santoso (kini Mantan Wakil Ketua DPR,) mengaku kaget dengan pengakuan mantan Ketua KPK Antasari Azhar terkait adanya pembahasan bailout Bank Century yang di pimpin Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.Antasari Azhar pernah mengaku memegang data penting soal korupsi IT KPU dan Bank Century

“Saya sudah mendengar itu sudah lama. Kalau berita itu benar, ini berita disamber gledek siang bolong. Ini mengejutkan kita,” tandas Priyo di Gedung DPR, Senayan, Jumat (10/8/2012).

Jika pengakuan Antasari itu bisa dibuktikan, menurut dia, maka hal tersebut bisa ditindaklanjuti oleh aparat penegak hukum. “Saya berharap harus ada penjelasan soal masalah ini. Kalau tidak benar harus ditutup buku,” tegasnya.

Priyo mengaku sudah pernah mendengar hal yang diungkapkan Antasari Azhar tentang pembahasan Century yang dipimpin Presiden SBY. Namun, hal itu hanya rumor yang saat itu tak bisa terkonfirmasi. “Rumor memang saya dengar. Saya termasuk yang menepis itu. Kalau menjadi testimoni agak kaget juga,” tandasnya.

Sebelumnya, Antasari mengungkap fakta baru bahwa Presiden SBY turut dalam rapat bailout Bank Century. Bahkan, presiden yang memimpin rapat untuk skenario pencairan dana Rp6,7 triliun tersebut. Antasari mengaku ketika itu diundang Presiden SBY ke istana dalam kapasitas sebagai ketua KPK yaitu pada Oktober 2008.

Para pejabat tinggi yang hadir seperti Kapolri Bambang Hendarso Danuri, Jaksa Agung Hendarman Supanji, Menko Polhukam Widodo AS, Menkeu Sri Mulyani dan Mensesneg Hatta Rajasa. Selain itu hadir Gubernur BI Boediono, juru bicara Presiden Andi Mallarangeng, dan staf khusus Presiden Denny Indrayana.

Sekretaris Jenderal (Sekjen) Partai Gerindra Ahmad Muzani menilai pengakuan mantan Ketua KPK Antasari Azhar adalah bukti baru untuk kembali menyelidiki kasus Bank Century.
“Tim Pengawasan Bank Century harus memanfaatkan keterangan Antasari sebagai data baru. Ini menjadi harapan baru bagi Tim Pengawas untuk lebih mendorong KPK mempercepat penuntasan Bank Century. Keterangan Antasari jangan dianggap angin lalu oleh Timwas Century dan KPK,” ujar Muzani, Jumat (10/8/2012).

Muzani mengatakan, apa yang diungkapkan Antasari adalah bahan untuk menindaklajuti kembali kasus Century. Meskipun pengakuan itu agak terlambat.

“Kalau keterangan Antasari disampaikan di dalam Pansus Hak Angket, tentu ledakannya sangat dahsyat. Tapi ini merupakan keterangan yang tercecer. Meski demikian, keterangan ini merupakan fakta baru perlu ditindaklanjuti,” ucap mantan anggota Pansus Century.

Muzani menilai DPR tak perlu membentuk pansus apapun terkait pengakuan Antasari tersebut. Sebab KPK hanya harus mengusut tuntas rekomendasi DPR soal Century. “Tim Pengawas Century sebaiknya mendorong KPK menuntaskan kasus Century,” ujarnya.

Antasari Azhar mengaku memegang data penting soal korupsi IT KPU dan Bank Century. Apakah akan dibuka dalam waktu dekat?

Melewati hari demi hari di penjara, Antasari Azhar memiliki kesibukan baru: menulis buku. Satu buku yang telah ditulis telah diluncurkan, September 2011. Judulnya "Untuk Hukum dan Keadilan" yang dibuat Antasari sendiri dan diedit oleh Servas Pandur, teman lama Antasari.

Setiap hari Antasari memang membuat tulisan. "Papa sehat dan masih terus menulis. Sekarang lagi menulis biografi tentang sosok dan kiprah," ujar Ajeng Oktariefka, putri kedua dari dua bersaudara pasangan Antasari Azhar dan Ida Laksmiwati kepada Beritasatu.com.

Antasari tidak memakai laptop atau komputer di penjara, ia menuliskan pikirannya melalui tulisan tangan. Hasil tulisan itu diketik keluarga lalu diedit. Kadang juga dia bercerita ke penulis. "Papa lebih cepat nulis tangan ketimbang mengetik," tutur Ajeng.

Di buku keduanya itu nanti Antasari akan bercerita masa kecil di Belitung, jualan di Jakarta dan tinggal di lingkungan Betawi.

Data Paling Ditunggu-tunggu
Satu lagi yang ditunggu-tunggu adalah soal data-data penting apa yang akan ditulis Antasari di buku itu. Ajeng memberi petunjukan ihwal pentingnya data-data yang masih sempat diselamatkan Antasari untuk ditulis di buku ini. "Dia tidak tahu harus dikemanakan cerita itu. Banyak hal yang penting dalam buku ini," ujar Ajeng.

Kepada keluarga dan rekan sejawatnya yang membesuknya, Antasari sering bercerita tentang datang yang masih disimpannya. Dua data penting yang masih menjadi teka-teki isinya adalah soal korupsi informasi dan teknologi di KPU pada Pemilu 2009 dan kasus Bank Century yang sudah tiga tahun ini mandeg.

"Pemeriksaan korupsi IT KPU tidak berjalan. Ini sudah mau pemilu lagi. Tidak terjawab apa yang terjadi waktu IT KPU. Sampai sekarang tidak ada jawaban kenapa IT KPU tidak berfungsi dan kembali ke perhitungan manual dengan segala hasilnya," ujar Ajeng yang sering menjadi juru bicara keluarga Antasari ini.

Dalam kasus bail out Bank Century, Antasari kabarinya juga mengetahui cukup banyak informasi yang belum terpublikasi. Belakangan kasus Century sering dijadikan bargain politik, baik yang pro maupun kontra dengan bail out. "Duplikasi data itu rasanya papa punya. Yang jelas data lengkap, penyimpanan hanya papa yang tahu dan tidak melibatkan keluarga," kata Ajeng.

Lagi-lagi dua data yang berurusan dengan korupsi IT KPU dan Century itu tidak diketahu apa wujudnya. "Saya tidak tahu data itu berupa saksi, dokumen, atau apa saya tidak tahu. Data untuk kasus yang jelas, tidak peru menduga-duga," kata Ajeng memberi kode.

Data yang dipegang Antasari ini akan dilemparkan ke publik pada saat yang tepat. Namun ia tak akan sembarangan membuka datang tidak dengan cara menuduh kanan kiri. Ia akan menggunakan jalur hukum. "Semua pakai jalur hukum. bukan dengan menuduh sana sini hanya menimbulkan isu yang liar," kata Ajeng.

Dan buku adalah media yang dipilih Antasari untuk sedikit demi sedikit menguak data yang dimilikinya. Antasari, kata Ajeng, sedang mencari sekutu untuk sama-sama membongkar kasus besar ini. Hanya orang yang memenuhi kriteria yaitu hanya demi bangsa dan negara. "Hanya orang merah putih untuk indonesia yang berani untuk menegakkan kebenaran," kata Ajeng.

Antasari juga ogah kalau data yang dimilikinya dijadikan alat tawar menawar. "Mengeluarkan data ini itu tapi untuk menembak lawannya. Bukan begitu caranya. Papa jadi alat dong. Tapi kasusnya dan statusnya tidak berubah," ujar Ajeng.

Keluarga masih punya keyakinan ada keajaiban Atasari bisa keluar lebih cepat.

  • Diberitakan, mantan Ketua KPK Antasari Azhar mengungkap fakta baru bahwa Presiden SBY turut dalam rapat bailout Bank Century. Bahkan, presiden yang memimpin rapat untuk skenario pencairan dana Rp6,7 triliun tersebut. Antasari mengaku ketika itu diundang Presiden SBY ke istana dalam kapasitas sebagai ketua KPK yaitu pada Oktober 2008.
  • “Tim Pengawasan Bank Century harus memanfaatkan keterangan Antasari sebagai data baru. Ini menjadi harapan baru bagi Tim Pengawas untuk lebih mendorong KPK mempercepat penuntasan Bank Century. Keterangan Antasari jangan dianggap angin lalu oleh Timwas Century dan KPK,” ujar Sekretaris Jenderal (Sekjen) Partai Gerindra Ahmad Muzani, Jumat (10/8/2012).
  • “KPK harus mempercepat pemeriksaan siapapun yang terlibat baik penguasa paling atas sampai kebawah. Jangan pandang bulu. Karena kasus ini sudah sangat membosankan bagi rakyat,” jelas Direktur Eksekutif Segitiga Institute, Muhammad Sukron dalam keterangan persnya, Jumat (10/8/2012).
  • Mantan Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Antasari Azhar, membuka fakta baru terkait bailout Bank Century (BC) sebesar Rp 6,7 triliun. Ini momentum bagi penegak hukum untuk mengungkap dalang di balik kasus tersebut.

    Hal itu dikatakan oleh Direktur Eksekutif Segitiga Institute, Muhammad Sukron. Menurut Sukron, fakta baru dari Antasari tersebut harus segera diselidiki oleh penegak hukum. Apakah itu KPK, Polri atau Kejaksaan Agung.

    “KPK harus mempercepat pemeriksaan siapapun yang terlibat baik penguasa paling atas sampai kebawah. Jangan pandang bulu. Karena kasus ini sudah sangat membosankan bagi rakyat,” jelas Sukron, dalam keterangan persnya, Jumat (10/8/2012).

    Menurut Sukron, fakta baru dari Antasari ini perlu ditindak segera. Saat ini rakyat sudah muak dengan konspirasi-konspirasi para penguasa dalam kejahatan korupsi seperti kasus ini.

    “Penegak hukum perlu menindaklanjuti ini semua. Penegak hukum harus bisa membongkar siapa dalang di balik bailout yang merugikan negara triliunan ini,” tegas mantan DPP Ketua Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) ini.

    Hal senada juga dikatakan Rusdianto, peneliti Segitiga Institute. Menurutnya, hukum harus tajam ke semua pihak. Tidak boleh hanya tajam ke masyarakat kecil, tetapi giliran ke atas yang menyentuh penguasa justru menjadi tumpul.

    “Selama ini hukum diberlakukan sangat diskriminatif. Pisau tajam ke bawah tapi tidak tajam ke atas,” katanya.
    Peneliti di Segitiga Institute ini yakin keterangan Antasari bisa ditindaklanjuti, akan membongkar hal-hal yang selama ini masih belum jelas. “Tuhan maha adil. Seperti ini yang pasti terungkap semua. Maka saya berpendapat bahwa KPK, DPR, Kejaksaan Agung dan kepolisian harus segera memproses kasus ini,” katanya.

    Dalam keterangannya, Antasari mengungkap fakta baru bahwa Presiden Susilo Bambang Yudhoyono turut dalam rapat bailout BC. Bahkan, Presiden yang memimpin rapat untuk skenario pencairan dana Rp6,7 triliun tersebut.

    Ketika itu, dalam pengakuannya, Antasari diundang oleh Presiden SBY ke istana dalam kapasitas sebagai ketua KPK yaitu pada Oktober 2008.

    Para pejabat tinggi yang hadir seperti Kapolri Bambang Hendarso Danuri, Jaksa Agung Hendarman Supanji, Menko Polhukam Widodo AS, Menkeu Sri Mulyani dan Mensesneg Hatta Rajasa. Selain itu turut hadir Gubernur BI Boediono, Juru Bicara Presiden Andi Mallarangeng, dan Staf Khusus Presiden Denny Indrayana.    (Kf/inilahcom/rimanews/berbagai sumber))

Category: 

Viewing all articles
Browse latest Browse all 1533

Latest Images

Trending Articles