Quantcast
Channel: PT Pelabuhan Indonesia Pelindo
Viewing all articles
Browse latest Browse all 1533

Ekonom UI: Jokowi Gagal Lawan Kroniisme

$
0
0

KONFRONTASI- Ekonom UI Faisal Basri menilai Presiden Joko Widodo (Jokowi) gagal dalam menurunkan ketimpangan ekonomi. Meski indikator ketimpangan turun dari 0,40 menjadi 0,39.
"Ketimpangan turun, tapi indikator itu hanya untuk pengeluaran saja," kata Faisal dalam sebuah diskusi bertajuk 'SARA, Radikalisme dan Prospek Ekonomi 2017' di gedung CIMB Niaga, Jakarta, Senin (23/01/2017).

"Pak Jokowi di mana-mana menyampaikan (ketimpangan) membaik. Ya membaik, tapi itu pengeluaran. Gini-nya turun. Coba kalau kita lihat dari perspektif yang agak lain," tambah mantan ketua tim reformasi tata kelola migas ini.

Kemudian Faisal menjelaskan, jika dilihat data lebih dalam lagi terkait ketimpangan yang ditelurkan Badan Pusat Statistik (BPS), angka ketimpangan (Gini ratio) turun lantaran distribusi 20% pengeluaran orang kaya turun. Sementara, 40% pengeluaran kelas menengah naik. Namun, sisanya yang 40% kelas bawah tidak bergerak sama sekali.

Lebih ironi lagi, kata Faisal, jika melihat data Bank Dunia yang mengatakan 1% penduduk terkaya di Indonesia menguasai 49,3% kekayaan yang ada di dalam negeri.

Yang lebih parah lagi, kata dia, hampir dua pertiga kaum menengah ke atas, mendapatkan kekayaannya bukan hasil keringat sendiri. Namun karena adanya kedekatan dengan penguasa. "Pengusaha-pengusaha itu menyemut dalam kekuasaan, seperti Donald Trump (Presiden Amerika Serikat). Jokowi gagal melawan kroniisme," ujarnya. [inl/ipe]

Ekonom UI Faisal Basri menilai Presiden Joko Widodo (Jokowi) gagal dalam menurunkan ketimpangan ekonomi. Meski indikator ketimpangan turun dari 0,40 menjadi 0,39.

"Ketimpangan turun, tapi indikator itu hanya untuk pengeluaran saja," kata Faisal dalam sebuah diskusi bertajuk 'SARA, Radikalisme dan Prospek Ekonomi 2017' di gedung CIMB Niaga, Jakarta, Senin (23/01/2017).

"Pak Jokowi di mana-mana menyampaikan (ketimpangan) membaik. Ya membaik, tapi itu pengeluaran. Gini-nya turun. Coba kalau kita lihat dari perspektif yang agak lain," tambah mantan ketua tim reformasi tata kelola migas ini.

 

Kemudian Faisal menjelaskan, jika dilihat data lebih dalam lagi terkait ketimpangan yang ditelurkan Badan Pusat Statistik (BPS), angka ketimpangan (Gini ratio) turun lantaran distribusi 20% pengeluaran orang kaya turun. Sementara, 40% pengeluaran kelas menengah naik. Namun, sisanya yang 40% kelas bawah tidak bergerak sama sekali.

Lebih ironi lagi, kata Faisal, jika melihat data Bank Dunia yang mengatakan 1% penduduk terkaya di Indonesia menguasai 49,3% kekayaan yang ada di dalam negeri.

Yang lebih parah lagi, kata dia, hampir dua pertiga kaum menengah ke atas, mendapatkan kekayaannya bukan hasil keringat sendiri. Namun karena adanya kedekatan dengan penguasa. "Pengusaha-pengusaha itu menyemut dalam kekuasaan, seperti Donald Trump (Presiden Amerika Serikat). Jokowi gagal melawan kronisme," ujarnya. [ipe]

- See more at: http://ekonomi.inilah.com/read/detail/2354843/di-mata-faisal-basri-jokow...

Category: 

Viewing all articles
Browse latest Browse all 1533