
KONFRONTASI- Banyaknya meme yang menjadi viral di media sosial yang mengibaratkan aksi 411 sebagai “thawaf”, aksi 212 sebagai “wukuf” dan apabila tuntutan tidak ditindaklanjuti, maka aksi “lempar atau lontar jumrah” merupakan aksi berikutnya mendapat respon dari Rais Aam Syuriah PBNU, KH Ma’ruf Amin.
KH Ma’ruf Amin menegaskan bahwa organisasi yang dipimpinnya akan menyiapkan antisipasi “lempar jumroh” pasca-aksi penistaan Al-Quran pada 212 (2-12-2016) yang juga diistilahkan pasca-wukuf itu.
“Kita memang tidak mau terburu-buru dalam menentukan sikap, seperti orang yang azan duluan sebelum waktu shalat tiba,” ujarnya dalam Halaqah dan Silaturrahim Syuriah PBNU dengan Ulama Pesantren dan Syuriah NU se-Jatim di Surabaya, Rabu (07/12/2016).
Ulama yang juga Ketua Umum MUI Pusat itu menjelaskan sikap pasca-aksi 1410, 411, dan 212 justru lebih penting, karena ada rumor “lempar jumroh” yang mengancam keutuhan bangsa dan negara itu.
“Terkait aksi 1410, 411, dan 212, sikap resmi PBNU sudah disampaikan oleh Wakil Rais Aam Syuriah PBNU KH Miftachul Akhyar kepada Bareskrim Polri saat memberikan keterangan sebagai saksi. Kita tidak tahu kalau penyidik akhirnya menetapkan tersangka,” katanya.
Namun, situasi pasca-aksi 1410, 411, dan 212 itu justru lebih penting dan perlu antisipasi, karena rumor “lempar jumroh” itu.
“NU harus turun untuk melakukan antisipasi lempar jumroh itu, karena yang terancam sudah bangsa dan negara, tapi akan kita rumuskan agar jangan sampai terjadi,” katanya.
Acara yang dipandu Katib Aam PBNU KH Yahya Staquf dan juga dihadiri Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Sirodj itu, Wakil Rais Aam Syuriah PBNU KH Miftachul Akhyar menyampaikan sikap PBNU dalam kasus penistaan Al-Quran justru lebih keras dari MUI.
“MUI menilai tersangka Ahok itu menistakan Al-Quran dan ulama, maka PBNU justru menilai ada penistaan Al-Quran, ulama, dan umat Islam,” ujarnya dalam acara yang juga dihadiri Wakil Gubernur jawa Timur. (Ant/A1)